Saturday, December 31, 2011

Sajak Mengeja Masa



:-)


Ingatkah tangis pertama dinanti setiap mata
Buaian pagi hingga malam berkuntum kecup sayang
Bisikan do’a ayah bunda teruntai gemilang
Agar sosok permata jiwa senantiasa berhias cinta-Nya

Mengalun nafas segar
Iringan tinta menggores lembar kertas putih
Rajut impian sembari sumringah
Tegar tatkala cabaran datang
Pangkas kegetiran yang terkadang hadir
Detak-detik irama langkah
Tapak menuju cita
Menjemput asa kemilau pelangi indah

Hari berminggu dan hitungan tahun
Berbilang usia terlewati
Ada senyum merona
Ada canda tawa
Ada kelam duka
Ada tangis bersuka ria jua lara
Ada samudera bahagia
Ada pula luka dan noktah

Ada aroma harum semerbak
Ada pula bau yang menyengat
Bertemu segala peristiwa
Kala menggali perbekalan

Bertemu cahaya hidayah adalah obat rindu
Genggam harap pertolongan-Nya sepanjang waktu
Biarkan kepalsuan dunia berlalu
Tak mengusik kesucian kalbu

Duhai penyembuh luka
Purnama jelita percikan hangat ukir senyuman
Ketika datang problema dalam tapak nan tertatih
Engkau ingatkan bahwa kesenangan adalah fana
Engkau tunjukkan hikmah sejati dalam tiap perjalanan
Engkau sematkan tanda kasih tiada henti
Berapa musim telah berlalu dengan kucuran samudera anugerah-Mu
Lantas mengapa hamba masih goyah memaknai kurnia-Mu


Kerlap-kerlip pun denting riuh kala senja
Terpaan bongkahan putih pun dedaunan kering
Hamparan pasir ataukah kusamnya jalanan kota
Lagi dan lagi pemandangan fana
Entah berapa anak tangga lagi yang masih sanggup kunaiki
Menuju hadiah sejati dalam ridho-Mu
Menyeka peluh serta meluruhkan nurani
Penyembuh luka tatkala masa berlalu

Pada jiwa
Dekap niat nan satu
Mohon teguhkan keimanan dalam diri
Duhai Ilahi
Mengeja masa seolah berkaca
Penuh Tanya dalam dada
Akankah Engkau ridho atas usia nan kami jalani
Akankah Engkau ridho atas jiwa raga ini


Mengeja masa dalam harapan tiada henti
Semoga sikap istiqomah tak pernah berlari
Beriring ikhlas di hati
Dalam ketaatan pada-Mu, Yaa Robbi


(Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. QS.Al-‘Asr:1-3)

Wallahu’alam bisshowab.
(bidadari_Azzam, Salam ukhuwah dari Krakow, malam 11 Muharram 1433 H)

telah dimuat di Oase Iman-Era Muslim pada link ini, :-)

Tuesday, December 6, 2011

Secuil Berita ❤


Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh...

Syukron jazzakumulloh khoiru jazza atas kunjungannya, do'a-do'a kalian serta email yang masuk di email-address pribadi kami maupun di milist brothers@Krakow, :-)

Saya pertama kali cerita Krakow yah yang tentang Senyuman :-), trus ternyata baru ditampilkan pula di link-Kisah Eramuslim, mungkin redaksinya barusan ngubek-ngubek artikel lama, :-D, tempo hari tulisan itu kan 'curhat yang kepanjangan', jadinya tidak bisa dimuat di Oase Iman, takut pembacanya bosan, hehehehe (^-*, mudah-mudahan gak yah...)

Oh iya, ada beberapa pemuda-pemudi yang menyatakan "perasaannya", (uhuyyy... ^-^ ❤ :-)), bahwa mereka amat tertarik pada Islam, mereka sedang jatuh cinta pada agama tertua ini, agama asli sejak zaman-Nabi Adam 'alaihissalam, agama yang benar, yang membawa keselamatan dunia-akhirat. Beberapa dari mereka telah menjadi sohib kami, telah mengikrarkan dua kalimat syahadat pula, dan beberapa lainnya sedang mencari kepastian, menimbang-nimbang untuk meyakinkan sang hati, :-)maka mari kita do'akan semoga Allah ta'ala memantapkan dan meneguhkan hidayah-Nya buat mereka, amiiin... Allahumma amiin.

Barokalloh sobat muslims, keep istiqomah, & Salam Ukhuwah!

Monday, December 5, 2011

Terbalas Cepat Dalam Kesabaran


Sangat terburu-buru, ia menarik tanganku untuk segera duduk di ruang tamunya. Ia temanku, anak semata wayang, sebut saja Kasih, pernah lama ditinggal orang tua ke luar daerah, maka supaya tak hanya berdua dengan si ’mbak asisten’, ia ajak Miss Nona ikutan tinggal di rumahnya.

Tadinya Miss Nona ini sudah ‘didepak’ dari kos-kosan di ibu kota tersebut, sebab perangainya kurang baik, jorok dan dianggap pembuat onar, maka tawaran tumpangan di rumah Kasih adalah momen yang pas, apalagi Kasih ‘gak perhitungan’, semuanya gratis, Kasih malah sangat berterima kasih karena Miss Nona mau menemaninya di rumah.

Hitungan tahun sudah berjalan, gratis tempat tinggal, makan-minum, dan pakai motor + bensin gratis ketika kuliah, Miss Nona jadi besar kepala, si mbak asisten akhirnya tak sanggup untuk mengadukannya kepada Kasih, karena selain Miss Nona sering teriak-teriak melulu menyuruh ini-itu, di waktu Kasih punya ‘job di luar kota’, ternyata Miss Nona mengajak pacarnya menginap di rumah itu!

Riuhnya gossip tetangga, Miss Nona bahkan menyuruh mbak asisten untuk cuti dari tugas bersih-bersih rumah, ia cuek saja berduaan dengan sang pacar bagaikan pasutri di rumah tumpangan itu, duh, sungguh hilangnya rasa malu.

Kasih, temanku yang baik ini, masih bisa bersabar, apalagi di tahun akhir kuliah Miss Nona, bertepatan dengan tragedi kecelakaan bagi Kasih, ia harus dirawat di rumah sakit, sebulan lebih. Kasih berharap, Miss Nona membantu kesembuhannya, Orang tua Kasih hanya bolak-balik ke luar kota dan setiap akhir minggu, menemani Kasih di rumah sakit itu.

“Namun ternyata, Miss Nona malah menggelapkan dana, uangku malah dipakai buat keperluan pribadi, dan dia cerita ke teman-temannya bahwa dia bayar sewa rumah di tempatku itu, aduuuh, koq bisa sih cerita berkebalikan gitu?

Kamu kan tau, sist, aku gak pernah minta bayaran sewa ke dia, aku gak perhitungan sama dia, eeeeh… ternyata koq di mata teman-temannya, ia menjelekkan aku, bahkan dia bilang bahwa aku sering menyuruh-nyuruh dia kayak pembantu, lho…Padahal kan aku punya si mbak pembantu?!”, curhat Kasih.


“Sabaaar…Sabar…”, ujarku waktu itu.

Peluk cium dari jauh buat Kasih, & silakan simak lanjutannya di link-Kisah Eramuslim ini yah sobats...

Salam Ukhuwah dari Krakow ^-^ ❤

Sunday, December 4, 2011

Muallaf Krakow Berbagi Kisah (7) : “Terserah Orang Lain Bilang Apa…”



Saya terus mencari-cari agama apa yang benar-benar ‘punya Tuhan’. Dalam pencarian itu, saya pernah menemukan agama bertuhan banyak, berdewa-dewi, dan berdongeng-dongeng, saya amat pusing, akal saya tak menerima cerita-cerita lucu itu, termasuk tentang anak Tuhan, wali dan pewaris tahta Tuhan. Sister Von dan brother Sholeh memiliki kesamaan kisah mengenai hal tersebut.

Saat mereka menemukan cahaya Islam, ada suatu perasaan mendalam, bercampur aduk gejolak hati, terutama rasa lega dan bahagia karena berjumpa agama Allah yang merupakan satu-satunya agama yang benar. “Sukar melukiskan perasaan itu. Perasaan tentang bagaimana saya begitu percaya bahwa tiada Tuhan selain Allah, serta Muhammad adalah Rasulullah… kemudian saya menjadi turut emosi ketika orang-orang kafir menghina agama-Nya, mencaci-maki rasul-Nya, dan saya pikir itulah bukti bahwa saya sudah merasa memiliki Islam dalam hidup ini…”, brother Sholeh bersemangat mempelajari islam.


Dulu masa kecil, mereka ‘ngikut’ saja merayakan berbagai pesta keagamaan orang tua dan kakek-nenek mereka. Bahkan mereka dijejali cerita-cerita yang tak pernah terjadi, bahkan orang tua mereka sendiri tak dapat menjawab jika anak-anak mempertanyakan kebenaran cerita yang diutarakan. Lantas demikianlah kebanyakan pengalaman pemuda Islam Muallaf di berbagai belahan bumi, mereka melakukan pencarian sendiri tentang siapakah Pencipta, siapakah Sang Pemelihara, Sang Pelindung Yang Maha Berkuasa itu? Subhanalloh… “Dan saya menemukan agama Islam, saya yakin ini adalah agama yang benar. Saya lega dan tidak stress lagi saat mempertanyakan tentang keberadaan diri saya di dunia ini…”, ringan sekali ucapan sister Von.

Ya Allah, Tuhanku Yang Maha Pemberi Hikmah, diri ini sering kesal berada di Krakow-nun jauh dari pertiwi, namun ternyata saudara-saudariku ini merupakan pembawa senyum dan penghibur jiwaku. Jika saya tak berada disini, tentu tak mungkin berjumpa mereka di masjid Krakow ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berwasiat, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu”. (HR. Muslim)

Simak lanjutan Kisah hikmah ini di link Kisah-Eramuslim kita ;-)

Salam Ukhuwah dari Krakow, semoga kita tetap saling berkirim do'a, Barokalloh brothers & sisters... ^-^

Wednesday, November 23, 2011

Iedul Adha 1432 H di Krakow ❤






Pics : Suasana Iedul Adha 1432 H @Krakow, :-)



Subhanalloh…

Mataku sampai basah hingga ke pipi dan sajadah tatkala kami melaksanakan sholat Maghrib usai meminum jus jeruk plus kurma ta’jil, shaf sisters mencapai tiga barisan, this is amazing! Kami berkumpul hari Sabtu, 9 Dzulhijjah 1432 H untuk berbuka puasa bersama. Brothers yang hadir sekitar 35 orang, sedangkan sisters yang hadir sekitar 25 orang, dan anak-anak 7 orang. Subhanalloh, imbas dari cepatnya informasi tersampaikan, maka banyak Muallaf (dan Muslim Krakow) yang menghubungi email para aktivis masjid. Kami pun bisa saling berkunjung, berjumpa di saat ada kelonggaran waktu. Syukron jazzakumulloh buat Eramuslim pula…

Betapa mahalnya ikatan ukhuwah Islamiyah nan erat, amat berharga bagi setiap Mukmin yang ingin selalu menjaga keimanan pada-Nya, Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr [103] : 1-3)

Allahu Akbar...

... :-) Silakan baca artikel lanjutannya di link berita-Silaturrahim Eramuslim ini, yah (^-^)

Barokalloh muslim sedunia, salam ukhuwah! ❤

Tuesday, November 22, 2011

Iedul Fitri 1432 Hijriyyah di Krakow

:-)“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman [55] : 13)


Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh,

berita terkait dapat dibaca di link-Silaturrahim-Eramuslim ini. :-)






pics : Suasana Hari Raya Iedul Fitri di ruang brothers, Sobieskiego 10, Krakow, Ied Mubarak, 1432 H

Monday, October 31, 2011

Muallaf Krakow Berbagi Kisah (6) : Menjaga Kesucian Cinta



Tadinya brother Hasan adalah aktivis Gereja yang sangat sibuk, sejak usia sekolah hingga lulus universitas, dia memang amat aktif di berbagai kegiatan. Suatu hari, ia jatuh cinta, waduh, ia gambarkan suasana hati yang amat fantastis, setiap hari terbayang-bayang ‘si wanita yang dicintai ini’.

Perempuan cantik bermata biru yang biasa dilihatnya melalui jendela apartmen, ternyata adalah seorang mahasiswi di universitas lain, beberapa menit perjalanan bus kota dari rumahnya. Mungkin si cewek punya teman yang rumahnya berdekatan dengan brother Hasan.

Hasan bukan orang yang agresif, dia hanya memendam rasa cinta tersebut. Ia memang selalu terbayang-bayang wajah si cewek di kala momen apa pun juga, ibarat lagu dangdut Indonesia, “Mau makan, teringat dia…Mau tidur, teringat dia…”, pokoknya capeeek deh, masa’ sih ingat dia melulu, bisa mengganggu konsentrasi dalam aktivitas lainnya. Namun Hasan tidak menjadi ‘gelap mata’, ia perlahan mencari tahu tentang si cewek, yah dipikirnya, “Siapa tahu memang jodoh…”, kira-kira begitu.

Suatu hari, Hasan kaget, si cewek memakai kain di kepala, (seperti kerudung) padahal kain itu adalah syal panjang. Melalui teman dari cewek itu, Hasan jadi tahu bahwa cewek bermata biru itu sudah menjadi Muslimah. Lantas Hasan menggunakan ‘ilmu dari Paman Google’, ia cari segala hal tentang Muslimah, apakah Muslimah itu? Bagaimanakah kehidupan Muslimah? Kenapa Muslimah berpakaian seperti itu? Dan lain-lain. Dengan cara ‘keluyuran’ di media-media Internet pula, Hasan menemukan berbagai informasi tentang Islam. Ia amat tertarik akan agama ini.

Hikmah akan kisah brother Hasan dapat langsung dibaca di artikel Kisah-Eramuslim link berikut yah :-)

"Semoga menjadi iktibar buat kita semua, Allah ta’ala mengingatkan kita, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa (kepadaNya) dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim."(QS. Ali-‘Imran [3] : 102)

Mohon turut dido’akan, semoga kita selalu berbalut hidayah Islam, dalam perlindungan dan cinta-Nya. Wallahu’alam bisshowab.

Barokalloh... salam ukhuwah dari Krakow...

Tuesday, October 11, 2011

Muallaf Krakow Berbagi Kisah (5) : Muslim, Bersih Raga dan Jiwa




Diawali dengan rasa jijik, ternyata membuahkan sinar hidayah-Nya di hati Habibah. Sister ini sangat jijik dengan ‘tradisi’ keseharian teman-temannya, misalkan orang-orang sekelilingnya makan sambil jalan (tangan kiri pula! Atau sambil menyuapi anjing pula!), menyapa dengan siapa pun saling cium pipi meski bukan mahram, bergonta-ganti pasangan tanpa resmi menikah, dll.

Sejak kecil, Habibah sangat memperhatikan kebersihan. Ia lebih nyaman menggunakan tangan kanan kalau makan, dan tangan kiri untuk keperluan di kamar mandi. Sister Habibah mengenal Islam ketika berhasil membaca berbagai informasi rukun islam dan tentang kehidupan muslim di internet, Krakow memang amat minim orang muslim, sebab kota ini dulu tidak ‘tersentuh’ kekhalifahan Utsmani sebagaimana kota lain di Eropa yang banyak dihuni muslim Turki, atau bangsa Arab.

Sungguh Maha Hebat, Duhai Allah… siapa pun yang dikehendaki-Nya untuk memperoleh cahaya Islam, maka pastilah ada jalan petunjuk itu, datang dengan berbagai cara. Sister Habibah merasakan cahaya Islam datang langsung melalui bisikan hati, ia ‘menemukan info’ tentang keislaman dengan mencari tahu sendiri. Salah satu kalimat yang paling menyindir hatinya adalah sebuah pertanyaan di forum anak muda luar negeri, “Kenapa muslim dilarang berkencan?” dan ada pertanyaan lain, “Kenapa muslim tidak boleh berciuman?”. Ketika itu nuraninya sangat penasaran, “oooh, muslim itu agama apa yah? Kenapa muslim tidak boleh berkencan yah? Trus, bagaimana cara berkenalan dalam aturan muslim yah?...”, dan lain sebagainya, pertanyaan-pertanyaan beruntun jadi berlanjut memenuhi pikirannya. Ia sangat tertarik membaca jawaban muslim dalam hal itu, bahwa ‘hubungan yang halal adalah pernikahan’, tak ada istilah kencan atau sejenisnya, membuat ia terkejut tatkala mengetahui bahwa urusan “jabat tangan ataupun cium pipi dengan nonmahram ternyata haram”. Ia jadi makin sering membaca literatur islam.

Pencarian dengan motivasi nurani sendiri tanpa teman muslim di areanya memang sudah digariskan-Nya sebagai jalan bagi Habibah dalam memperoleh ilmu dan hidayah-Nya. Padahal waktu itu Habibah masih remaja, ia tidak pernah memakai gaun-gaun ‘trendy alias sejenis kaos bertali tanpa lengan’, ia jijik memakai pakaian yang terbuka-buka demikian, lalu di tingkat satu selevel SMA, ia pergi ke kota lain yang memiliki Islamic-Centre. Ia katakan kepada muslim yang ada disana, “Saksikanlah Saya adalah muslimah, Saya sudah tau rukun-rukun islam, dan dengarkanlah sekarang saya sudah lancar melafadzkan syahadat…”, semuanya terharu. Bahkan Habibah menyiapkan syal dan ia lilitkan pada kepalanya, syal panjang itu menutupi auratnya terjulur rapi dibawah dada. Subhanalloh…

Bagi Habibah, ia rasakan sebenarnya sejak lahir ia adalah muslimah, namun orang tua-lah yang mengajarkan tentang agama selain Islam tersebut. Berkali-kali ia utarakan, bersyukurlah bagi kalian yang nenek moyang, orang tua, dan saudara-saudari kandung telah memeluk islam sejak lama. Sementara dirinya yang amat menyayangi keluarga, merasa masih bersedih hati karena keluarga kandungnya bukan muslim. Adiknya yang menginjak usia remaja bahkan jauh ‘terbang’ hidup bebas terbawa arus pergaulan remaja masa kini.

Allah SWT berfirman, yang bermakna, “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS.Ali-‘Imran[3]:83). Sister Habibah amat kagum tatkala mengetahui bahwa kitab suci Al-Qur’an tak pernah berubah atau dirombak-rombak isinya, sebagaimana kondisi bible. Serta yang bersujud dan memuji nama Allah ta’ala bukan hanya manusia, melainkan juga makhluk lain ciptaan-Nya, hewan-hewan, tumbuhan, seluruh isi jagat raya ini bertasbih, mengagungkan Allah ta’ala, Sang Maha Pencipta, Maha Kuasa.

Ia pun merasa wajar jika ‘cap eksklusif’ sering dilabelkan kepada umat Islam, sebab muslim dan muslimah senantiasa menjaga kebersihan, bersih jiwa dan raga. Kita dididik untuk menjaga kehalalan rezeki, makan makanan halal dan baik, minum air bersih, susu segar dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Aturan Islam sangat komplet, kita berdo’a sejak bangun tidur hingga akan tidur kembali. Kita diajarkan bersuci dengan mengikuti sunnah rasul-Nya, ada tata cara mandi junub, berwudhu, tata cara bergaul, adab-adab berteman, tidak berbaur antara wanita dan pria, dan lain sebagainya. Selanjutnya, jika banyak terjadi penyimpangan sikap dan prilaku muslim, melanggar rambu-rambu-Nya, maka yang salah bukanlah agama atau aturan Islam-nya, melainkan tergantung pada pribadi-pribadi muslim yang menjalani. Meskipun bertebaran muslim di berbagai sudut bumi, belum tentu merupakan mukmin, kalau disaring ‘jumlah insan yang berkualitas taqwa’, tentu lebih sedikit dari keseluruhan umat Islam. Dimana pun jua, orang non-muslim bertebaran memamerkan aurat, menjual makanan non-halal serta meneguk minuman beralkohol, dan godaan lainnya.

Habibah yang belia menggunakan hijabnya di sekolah, ternyata teman-teman wanitanya banyak yang tertarik dan bertanya tentang agama Islam. Beberapa adik kelasnya yang berprestasi pun akhirnya mengikuti jejak hidayah itu, subhanalloh, perlahan akhirnya Saya jadi mengenali sister lainnya satu-persatu, ternyata banyak muallaf di Krakow! Saya kagum pada perjalanan ‘pencarian Tuhan’ bagi mereka, sisters dan brothers yang masuk Islam ini biasanya sangat cerdas dan berprestasi, bahkan ada sejenis sebutan di dunia psikologis yang menggambarkan ‘sedikit gila’ bagi kaum cerdas yang memiliki perubahan emosi sangat cepat seperti mereka. Mereka biasanya akan terlihat lebih dewasa saat bicara, terbukti dengan kemantapan hati tatkala berislam.

Baca lanjutan pesan sister Habibah di Kisah-Eramuslim, link berikut ini saja yah :-)

#Sarapan minum susu jadi makin segar, Didoain dari jauh jadi makin tegar#


Salam Ukhuwah dari Krakow, Barokalloh always.... (^-^)

Wednesday, October 5, 2011

Muallaf Krakow Berbagi Kisah (4) : Saya Yakin Bahwa Tuhan Pasti Ada

Kali ini resapilah suasana nurani seorang Fateema, nama hijrah dari saudari kita, Kinga. Ia pun amat bahagia kala menikmati suasana berbuka puasa bersama, Ramadhan 1432 Hijriyah ini. Tanpa segan dan dengan humoris, ia sering bilang, “Izinkan saya jadi Cleaner, nih… Saya mau menyikat kamar mandi (kamar mandi masjid Krakow masih rusak dan sangat kotor, belum direnovasi), saya mau membersihkan WC dan mengepel lantai masjid kita. Asyiknya bersih-bersih, hehehe…” tadinya dia mengirimkan SMS kepadaku berisikan kalimat itu. Tak tampak lelah dan letih, ia begitu bersemangat menyambut Rabu dan Sabtu sore, hari dimana kami berbuka puasa bersama. Sayangnya dua kali pertemuan kami absen berkumpul, sebab tiba-tiba ada kesalahan potong kabel listrik oleh brother yang sedang membantu renovasi masjid, sehingga keadaan ruang masjid amat gelap dan makin lembab, tidak memungkinkan berkumpul bagi sisters Muslimah.

Terlahir dan dibesarkan oleh orang tua yang Atheis (golongan yang tidak mengakui adanya Tuhan), Fateema tentu memiliki hati yang memberontak, “Mana mungkin tidak ada Tuhan?! Siapa pencipta alam? Siapa pencipta diri kita? Siapa yang mengatur bumi dan seisinya? Siapa yang memberikan kehidupan dan sekaligus mengatur kematian? Dan lain-lain, sebegitu banyak pertanyaan berkecamuk dalam dada ini, rasa marah, kesal karena penasaran membuat saya sering emosional dalam keseharian…” tutur Fateema.


Usianya masih sepuluh tahun lebih muda dariku. Melihat gaya bicara dan ghirahnya bagaikan bercermin pada diri ini, sepuluh tahun lalu ada kesamaan prihal ‘gebrakan hati’, saya bertekad untuk menikah di usia muda. Lalu Allah memberikan jalan terbaik-Nya, dan tercapailah perjumpaan dengan imamku, meskipun banyak kegetiran dan kekhawatiran orang tua pada ‘gebrakan anak muda’ seperti yang kami lalui. Pernikahan kami semakin solid seiring bertambahnya ilmu dan keimanan pada Allah ta’ala, Alhamdulillah ‘ala kulli hal. Sedangkan ‘gebrakan hati’ seorang Fateema, ia bertekad untuk menemukan jalan Tuhan, pasti Tuhan itu ada, pasti Dia yang mengatur seisi alam ini. Getaran hidayah, begitulah kondisi dalam jiwa tulus yang mendambakan cinta sejati-Nya.


Dari kota tempat tinggalnya, bila perjalanan menggunakan mini-bus ke Krakow, memakan waktu 40 menit. Fateema berkenalan dengan sister Aysha dalam forum tanya jawab Islam baru dua bulan lalu, kemudian ia berkenalan dengan mahasiswa Muslim lain yang ada di Krakow. Tak ada kalimat yang bisa menggambarkan situasi hatinya ketika ia memantapkan syahadat nan bermakna, “Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah…” sister Fateema melafadzkan kalimat itu di kala ‘group ekskul sekolahnya’ mengadakan liburan ke Mesir. Maka tatkala ia telah menjadi Muslimah, ‘searching’ teman Muslimah lain merupakan hobi barunya.

“Saya sangat tahu keadaan keluargaku ini, sister… mereka doyan mabuk-mabukan. Kalau saudaraku tahu bahwa aku sudah menjadi Muslimah, ia bisa saja membunuhku! Kalaulah Papaku tahu pula, ia bisa membunuhku untuk kedua kalinya! Bayangkan saja ketika aku memulai ngobrol, ‘Papa, saya tertarik pada sebuah agama, namanya Islam,’ Papa malah langsung ngamuk dan tanpa ba-bi-bu ia berkata, ‘What’s?! Hentikan ketertarikanmu! Itu adalah agama teroris! Saya bunuh kamu kalau jadi Muslim, karena berarti kamu juga teroris!’ maka saya yakin bahwa saat ini bukanlah momen yang tepat untuk memberitahukan mereka mengenai kemuslimahan saya…” Subhanalloh… sister kita ini mengalami cobaan dahsyat dalam keluarga, benarlah kalimat yang sering kita dengar, bahwa saudara kandung bisa saja menjadi musuh dan terputus hubungan jika berbeda keyakinan. Sedangkan ikatan persaudaraan dalam keimanan pada-Nya, yaitu tali Ukhuwah Islamiyah merupakan ikatan kencang yang diridhoi-Nya, bahkan kita bisa saling mendo’akan dengan atau tanpa menyebut nama-nama kita, Allah ta’ala menjaga ketulusan ikatan suci ukhuwah ini dan kekuatan do’a kita sangat dahsyat. Sungguh indah wasiat rasul-Nya, Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu anhu, pelayan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) seperti ia mencintaidirinya sendiri.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Tahun ini adalah tahun keduanya di ‘high-school’ (setingkat SMU kalau di Indonesia), ia masih remaja. Masa ‘back-street’ berpuasa Ramadhan ini pun ia jalani, ia tidak mau orang tuanya curiga, terutama mama yang sangat perhatian pada anak-anaknya. Mama berkata, “Jangan lupa makan yah… makan siangmu tinggal dipanaskan saja di dapur…” maka sebelum Mama pulang bekerja, Fateema sudah ‘menyembunyikan’ makanan itu buat berbuka puasa nanti. Sholatnya pun masih sembunyi-sembunyi, kadang-kadang ia sholat tatkala orang tua pergi bekerja, kadang ketika ia jalan-jalan di mal ‘menumpang masuk ke ruang cuci tangan’ atau menumpang sholat di rumah temannya. Tapi karena orang tua dan keluarganya tidak ‘melek’ Internet, Fateema amat berani menyapa teman-teman Muslim secara online, ia pun sering berbagi cerita kepada teman lain yang ‘masih ragu’ dalam forum tanya jawab dan diskusi keislaman tersebut. Ia tegas meyakini, “Ragu-ragu (untuk berbuat baik) itu berasal dari setan, lho…”


Fateema sangat tertarik dengan kaligrafi, selain urusan masak-memasak. Kaligrafi bikinannya, bagus kan ? :-)


Lanjutan Kisah sister kita ini, langsung dibaca di TKP- Kisah Eramuslim link berikut, :-)


Tetap saling do'a, semoga makin optimis pada-Nya, barokalloh.... (^-^)

Monday, September 12, 2011

Muallaf Krakow Berbagi Kisah (3) : I Want to be a Muslimah Today!


pic : suasana ifthar sekaligus 'ajang curhat' :-)




Alhamdulillah...

Pengalaman sister Ummu Sofia pun amat berkesan. Ia tinggal di kota yang berjarak empat jam dari tempat kami. Bersuamikan seorang Muslim menyebabkan ia memasuki agama Islam pula. Namun hatinya berdegup kencang ketika ada seseorang wanita Poland (yang ‘namanya’ lumayan populer sebagai salah seorang yang biasa muncul di dunia hiburan televisi lokal) menemuinya tanpa disangka-sangka.

Agnieszka, sebut saja demikian, berlari menerobos gerimis salju nan dingin, kemudian dengan yakinnya bilang, “I want to be a Muslimah today… Saya menyesal telah menunda-nunda, beberapa jam lalu ada pizza with pork yang saya pesan di restoran, mudah-mudahan itu memang terakhir kalinya menu babi masuk ke perutku.” Ummu Sofia merinding mendengar kalimat itu. Perempuan yang berusia sekitar empat puluhan tahun di hadapannya mengetahui keluarga Ummu Sofia dari info Islamic-centre. Wanita itu baru beberapa tahun menjadi single-parent, sejak berpisah dengan Sang Suami yang pemabuk berat dan pengangguran. Peristiwa perpisahan itu justru tatkala Agnieszka telah mengetahui tentang agama Islam, ia baca-baca kitab suci Al-Qur’an (tafsir/terjemahan), salah satu hal yang ia yakini adalah: tidak mungkin Tuhan membiarkannya tersiksa bersuamikan seorang tak bertanggung-jawab, pemabuk, dan hanya berkata bahwa pernikahannya adalah abadi sampai mati serta semua dosa sudah ada yang menanggungnya! Agnieszka merasa bersalah ketika anak-anaknya harus menghadapi situasi teramat sulit, orang tua bertengkar setiap saat, tamparan Suaminya sepanjang waktu, dan utang melilit gara-gara membeli bir melulu.
Suasana ifthar jama’i yang akhirnya menjadi ajang mencurahkan isi hati pula

“Dear Agnieszka, saya kan juga baru jadi pemeluk agama Islam. Saya tak mengerti bagaimana cara membimbingmu bersyahadat, tunggulah sampai Suamiku pulang kerja… Saya telpon dia sekarang,” ucap Ummu Sofia kala itu.

Butir-butir keringat malah membanjiri tubuh dan muka Agnieszka, ‘lucu dan aneh’, padahal cuaca dingin sekali pada saat itu. Agnieszka bilang, “Kalau beberapa jam lagi saya mati, tapi belum masuk Islam, alangkah ruginya saya. Saya harap Suamimu segera datang, saya tidak tahan lagi, saya harus menjadi Muslimah sekarang juga!” bagaikan orang yang sedang berada di ruang ICU sebuah rumah sakit, Agnieszka yang tampak risau berkomat-kamit, mengulang-ulang kalimat tersebut. Seorang brother cepat mengingatkan Abu Sofia agar segera pulang ke rumah, seorang Agnieszka tentu berada di ujung kebingungan sekaligus puncak kerinduan saat telah memasuki cahaya hidayah-Nya, tidak boleh ditunda-tunda lagi jika melakukan perbuatan baik menuju keamanan diri di dunia dan akhirat.


Artikel lengkapnya baca di Eramuslim-Kisah, link berikut :-)

Terima kasih atas iringan do’a, salam ukhuwah dari Krakow. Wallahu’alam bisshowab.

Sunday, September 11, 2011

Muallaf Krakow Berbagi Kisah (2) : Tertarik Islam Karena Senang Membaca

Satu setengah jam dari Krakow jarak ke kotanya, ia menggunakan mini-bus menuju masjid Krakow agar dapat berbuka puasa bersama. Kamila namanya, si cantik yang pemalu. Ramadhan 1432 Hijriyah ini adalah Ramadhan keempat bagi Kamila. Bayangkanlah, ‘betapa sepinya’ tiga Ramadhan lalu yang telah dilewati, ia makan sahur dan berbuka puasa sendirian saja. Saya salut dan bangga pula pada saudari kita ini.

Kamila berujar, “Sebenarnya sejak kecil saya telah tertarik pada Islam. Jujur dalam hati, saya merasakan keanehan akan ajaran ‘tuhan anak-tuhan bapa’ di agama saya dahulu. Juga saya merasa dibohongi akan kehadiran Sinterklas, Peri Gigi, dan sejenisnya itu. Akhirnya saya lampiaskan dengan gaya gaul awut-awutan, saya merasa tak mengenali jati diri sendiri…” suara Kamila sangat pelan, lemah lembut, dan bahasa Inggrisnya masih kurang lancar.


Mamanya sangat prihatin dan ‘hampir putus asa’ dengan keadaan dirinya, nilai sekolahnya merosot, dan ia tampak bandel. Ia tak mau diajak ke Gereja karena setiap ia punya pertanyaan tentang ‘hal-hal aneh’ di hatinya, selalu tak mendapat jawaban yang memuaskan. Apalagi tentang arah tujuan hidup, masa’ sih hidup ini cuma mengalir begitu saja, kemudian jika berbuat dosa, sudah ‘ditanggung’ oleh Tuhan? itu salah satu contoh pertanyaan yang berasal dari nurani terdalam.

Suatu hari di sekolahnya ada Guru baru, Guru ini seorang Muslim, mengajar bahasa Arab sebagai salah satu program bahasa asing yang baru diuji-coba di sekolah. Hanya beberapa bulan Sang Guru menetap di kota itu. Namun karena Kamila hobi membaca dan tertarik dengan Islam, maka ia mendekati Sang Guru dan banyak bertanya tentang segudang pertanyaan hatinya selama ini. “Sebenarnya saya sudah lama membuka-buka pelajaran tata cara sholat, di Internet…” ujarnya pada Sang Guru. Sang Guru kaget, dan ia melihat sikap Kamila memang sangat antusias, Kamila selalu serius bertanya-tanya tentang apapun yang berkaitan dengan Islam, ia berdiskusi dengan Gurunya, bahkan ia mengikuti forum diskusi keislaman di beberapa situs dakwah internasional. Termasuk diskusi tentang ‘kenapa Islam disudutkan atas banyaknya kasus terorisme, padahal pada kenyataannya pelaku terorisme bukanlah Muslim!’, Kamila mengambil kesimpulan bahwa orang-orang pembenci Muslim merupakan biang kerok fitnah yang keji tersebut.

Ia bilang kepada Ibunya, “Mama… saya minta maaf akan kebandelan saya selama ini. Tapi ketahuilah, selama ini memang saya tidak yakin dengan agama yang mama ajarkan…”

Seperti biasanya, Saya share tulisan Kisah sohibku, Kamila di Eramuslim-linknya disini :-)

saat ifthaar jama'i di Islamic-Centre Krakow

Salam Ukhuwah dari Krakow (^-^)

Wednesday, September 7, 2011

Muallaf Krakow Berbagi Kisah (1) : Tertarik Islam Karena Hijab Muslimah

ia sangat menyukai anak-anak...



Baru bisa sharing sekarang, :-)
Terima kasih banyak atas kunjungan ke blog sederhana ini, atas email-email dan salam persahabatan dari pembaca semua , (^-^)

Allahu Akbar! “It's very amazing moment when I am beside you, my sister…Masya Allah… Ya Allah…I am very happy…” kalimat itu berurai dari mulut seorang Aysha—nama hijrah seorang Joanna. Tak henti-hentinya ia memelukku, mencubit pipiku, menggendong anak-anakku (dua putra saya yang masih batita) secara bergantian, ekspresinya begitu sumringah. Sulungku yang hampir berusia delapan tahun mengarahkan kamera ponsel kepada kami, sesuai permintaan Aysha yang tampak bergembira karena bisa berkumpul bersama saudari muslimah untuk berbuka puasa bersama di masjid Krakow.


Wajar saja ‘seheboh’ itu sikap Aysha, ibarat ‘fresh from the oven’, semangatnya memang sedang menjulang tinggi, mengaliri ketulusan jiwanya yang baru beberapa bulan lalu menjadi Muallaf. Ramadhan 1432 Hijriyah ini adalah Ramadhan pertamanya. Ia bertutur, “Sebenarnya hati saya sudah condong kepada Islam sejak beberapa tahun silam. Tapi sister, saya baru mantap bersyahadat di akhir tahun lalu, dan secara resmi tercatat kemusliman saya adalah beberapa bulan lalu, sejak saya sudah berusia delapan belas tahun.”

Dimulai dengan perkenalannya akan forum diskusi remaja yang membahas tentang agama di sebuah situs Internet, ada seorang teman yang mengirimkannya hadiah berupa Al-Qur’an lengkap dengan terjemahannya berbahasa Inggris. Agar dapat memperlancar bahasa Inggris, ia pun tertarik membaca ‘buku’ itu. Namun hal yang membuat hatinya lebih berdebar adalah ketika kemudian keluarganya berlibur ke sebuah kota di Mesir, disana terasa kental suasana Islami, terutama di rumah keluarga sang teman (yang ia kenal melalui dunia maya pula). Diam-diam hatinya berkata, “Saya mau menjadi ibu yang anggun dan baik hati seperti ibunya teman saya ini…” ibu yang dilihatnya adalah seorang muslimah berpakaian menutup aurat, lengkap dengan cadar/niqob. Sang Ibu yang begitu cekatan melayani tamu-tamu di rumahnya serta sangat ramah dan penyabar ketika menghadapi anak-anak kecilnya yang selalu aktif dan ‘heboh’.

Ia utarakan kepada orang tuanya bahwa ia sangat tertarik pada Islam, dan saat itu orang tua masih belum menanggapi secara serius. Dalam pencariannya menuju hati yang mantap, Aysha melanjutkan bacaan terjemahan Al-Qur’an, belajar sholat secara on-line dengan teman Muslimnya, dan ia mulai banyak bertanya di forum tanya-jawab tentang Islam.

Aysha hanya tinggal dengan seorang kakak lelaki dan mama mereka, sementara papanya telah berpisah, dan sudah lama tinggal di kota lain. Namun mama dan papanya tetap menjalin hubungan pertemanan, dan suatu hari beberapa bulan lalu ketika orang tuanya memutuskan liburan ke Mesir lagi, Aysha bilang, “Saya ikut kesana, sekalian ingin bersyahadat di masjid…”

Lanjutannya baca di Kisah-link Eramuslim berikut yah :-)

Buah mangga buah kedondong,
Usai dibaca, turut dido'akan donk... :-)


Salam ukhuwah, syukron jazzakumulloh khoiru jazza, Barokalloh always! (^-*)

Thursday, August 25, 2011

Ramadhan Di Krakow-Poland (2)

pic Azzam and Rhania


(pic : Suasana berbuka puasa di ruangan muslimah)

(foto : ustadz Abdul Jabbar dan ustadz Hamada Farg yang mengunjungi masjid Krakow)

(foto : Suasana ifthar jama’i pertama kalinya di Krakow)


(foto : Buat menu ifthor, roti camilan khas Turkey, dimasak oleh Abu Azzam :-))


Usai bertatap muka dengan saudari muslimah lainnya, tentu yang ingin kita lakukan adalah saling mengenal lebih dekat. Itulah yang terjadi pada saya. Dan ternyata, bahasa yang paling ‘populer’ di antara kami adalah bahasa senyuman serta gerakan tangan dan mata. Sebab muslimah asal jazirah arab hanya bisa berbahasa Arab, muslimah asal India dapat berbahasa Inggris sedikit, muslimah asal kota lain di Poland pun hanya berbahasa Polish.

Sedangkan saya satu-satunya muslimah asal Indonesia dan seorang muslimah senior asal Damaskus yang sudah 25 tahun tinggal di Poland, mencoba menengahi dengan sedikit kemampuan berbahasa Inggris, secuil bahasa Arab dan secuil bahasa Polish. Pokoknya bisa juga ‘nyambung deh’, namanya juga persaudaraan dalam Islam, bagaikan tali kencang yang makin hari bisa makin terikat erat, sebab Allah ta’ala yang mengencangkan ukhuwah ini. Insya Allah…

Biasanya kalau kita berbuka puasa di tanah air, atau ketika saya tinggal di Bangkok dan Kuala Lumpur, yang sibuk menyiapkan dan menata makanan buat hidangan berbuka adalah kaum ibu. Sedangkan para bapak menjaga anak-anak selagi ibu-ibu sibuk. Di Krakow berbeda, kaum ibu sibuk menemani anak-anak yang saling berkenalan, para bapak malah yang menyiapkan menu berbuka. Termasuk suamiku, ia yang mengadon roti dan memanggangnya sendiri.

Brothers di Krakow tampak sangat mandiri, mereka menata hidangan berbuka dengan rapi, sigap menuangkan sup-sup ke mangkok-mangkok dan diedarkan ke ruangan muslimah, lalu usai makan pun, semuanya bersih dan rapi kembali. Mereka pula yang membersihkan bekas tempat makan anak-anak dan istri. Istilahnya ketika tinggal di Krakow ini, para bapak memang lumayan banyak ‘meng-upgrade’ kemampuan diri.
...
Baca artikel lengkapnya di Eramuslim-link silaturrahim berikut ini saja yah... foto-fotonya tidak muncul di halaman artikel tersebut, loadingnya lama, nkali...

Semoga melalui tulisan ini pula, ukhuwah islamiyah kita makin erat walaupun terpisah jarak nan jauh. Brother Abu Azzam dalam kultumnya mengatakan, “Ramadhan adalah milik kita, tergantung pribadi masing-masing yang membuatnya bermakna…”. Entah kita berada di belahan bumi manapun dan mungkin hanya memiliki saudara sesama muslim berjumlah hitungan jari tangan, tetaplah itu tidak mengurangi keberkahan bulan mulia, tak mengurangi kebahagiaan memasuki bulan perjuangan, pembinaan dan penuh pengampunan.


Azzamkan dalam hati agar senantiasa berharap menjadikan ramadhan ini sebagai ramadhan terbaik kita. Syukur kepada-Mu atas hidayah dan kekuatan untuk istiqomah dalam rambu-rambu islam, Yaa Allah.

Billahi taufiq wal hidayah, Wassalamu ‘alaykum warahmatullahi wabarakatuh.


Friday, August 19, 2011

Ramadhan Di Krakow-Poland (1)


Halo! Assalamu'alaykumwrwb... yang ini 'brother Sayyif', muslim kid from Indonesia ;-)



Krakow berbeda dengan kota lain di Poland, kota ini paling tua, disakralkan, dan masih banyak urusan birokrasi dan pelayanan publik yang amat sangat menggunakan aturan amat kaku. Misalnya tatkala orang asing melahirkan di Krakow, sungguh lama mendaftarkan peresmian nama sang bayi, karena ‘heboh-hebohan’ dulu dengan catatan sipil setempat (sebab pihak mereka biasanya ingin memberikan nama bayi yang baru lahir dengan nama tradisional Poland), kalau sudah di’push’ sekitar satu bulan bahkan lebih, barulah urusan birokrasi bisa diproses. Apalagi untuk urusan-urusan ibadah ummat islam, tentu tiga puluh lima tahun bukanlah waktu yang singkat (baca : Cita-Cita Mewujudkan Masjid Krakow).

Maka di tahun ini, Alhamdulillah, kami di Krakow dapat merasakan suasana berbuka puasa bersama, sholat wajib dan tarawih bersama, situasi yang menakjubkan dan begitu dirindukan bagi ummat Islam yang sejak lama berada di Krakow dan sekitarnya. Kami berusaha mempergunakan ruangan Islamic Centre secara optimal, yang telah secara resmi diserahkan oleh dewan kota, meskipun kondisinya masih lumayan ‘awut-awutan’.


(pada gambar : ruangan utama yang sudah apik dibersihkan)

Pertama kalinya saya memasuki ruangan masjid itu, semacam ada getaran hati yang begitu kencang, senang sekali, tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Selama ini, karena belum ada hijab pembatas dan situasi belum memungkinkan, aktivitas di masjid ‘hanya’ sholat jum’at dan sesekali brothers sholat dzuhur berjama’ah (sejak april 2011). Maka pada hari ketiga ramadhan 1432 H ini, para muslimah pun diundang berkumpul untuk berbuka bersama, dua ruang sudah dibersihkan oleh brothers dan sangat rapi. Usai melaksanakan sholat sunnah, Saya melihat-lihat keadaan masjid kita tersebut, ternyata ini adalah bekas apartemen tua yang sudah lama terabaikan. Ruang utama dan ruang kedua (yang disiapkan buat muslimah) sudah dipasang lampu. Jarak antar-ruang tersebut sekitar tujuh meter. Ada dua ruang kecil yang merupakan WC, dan harus diperbaiki total, tak ada pintu, saluran/pipa, serta toiletnya sudah rusak. Ada satu ruang ber-kran air yang bisa dijadikan dapur, ada jalan setapak kecil antar-ruang yang juga sudah dibersihkan.

Artikel lanjutannya baca di link Silaturrahim-Eramuslim ini saja yah... ;-)


(pada gambar : Brothers di Krakow menerima kunjungan Ustadz Abdul Jabbar dari Katowice)

(pada gambar : beberapa brothers asal Mesir, Maroko dan Chechnya yang tinggal di Krakow)


(logo pada paket orderan daging ayam buat muslim Krakow)


Dari Krakow nun jauh ini, berbeda enam jam lebih lama dari waktu Indonesia bagian barat, kami menyampaikan “Ramadhan Mubarak!”, Selamat meningkatkan kualitas ibadah di bulan ramadhan untuk seluruh saudara-saudari muslim di Indonesia serta di belahan bumi lainnya, semoga Allah ta’ala melimpahkan kekuatan bagi kita agar tetap istiqomah dalam menapaki jalan perjuangan, menggapai cita-cita bahagia hingga tiba di akhirat kelak, amiin yaa Allah.

Salam Ukhuwah dari Krakow! (^-*)

Thursday, August 11, 2011

Surga Menurut Mereka

ilustrasi...Ini pemandangan Danau Lausanne, Swiss


Ada sebuah sajak pendek, pengarangnya anak SD yang namanya tak kuingat lagi, dulu pernah kubaca di majalah anak-anak, dan sajak itu beberapa waktu lalu pernah terdengar lagi dari mulut seorang anak remaja dengan redaksi yang berbeda tapi ada kemiripan kata-kata. Kira-kira begini bunyinya :

Apa itu Surga

Kata Mama, “Surga itu indah”
Lalu kutanya, “Adakah gunung dan pantai di sana?”
Kata Mama, “Di sana semua ada, pemandangan indah yang tak bisa terlukiskan”
Kutanya lagi, “Adakah roti keju dan susu coklat kegemaranku?”
Kata Mama, “Semuanya ada. Tuhan menyediakan segalanya di surga”
Dan aku bertanya lagi, “Kalau begitu, bolehkah aku sekarang pergi kesana, duhai Mama?”
Tiba-tiba mama menangis seraya memelukku
Kutanya pada mama, “Kenapa mama menangis?”
Mama menatapku lekat-lekat sambil berurai air mata
Lalu mama berucap, “Jangan sekarang, yah sayang… Jangan tinggalkan mama”
Aku bingung, Apa itu surga


Susi, anak remaja itu, yang juga memiliki sebuah blog pribadi, sebelum menutupkan mata selamanya, ia bercerita bahwa sajak pendek itu ia bacakan di depan orang tuanya. Terbayang sedihnya, hati ortu Susi pasti amat berduka, di kala membacakan itu, Susi kan sudah terkapar di rumah sakit, selalu terapi pengobatan karena kanker yang diidapnya. Dan pasti semua orang tua akan menitikkan air mata kalau anaknya membaca sajak tersebut dengan penuh penghayatan. Kesucian jiwa anak-anak mengantarkan kesederhanaan berpikir dalam menggapai impiannya.

Saking menggambarkan kenyamanan dan bahagianya kata “surga”, setiap orang bisa punya sudut pandang masing-masing saat melukiskan maknanya. Misalkan abah Cecep yang tukang becak, tetanggaku di bandung dahulu, beliau bilang, “Wah, kalau abah tiap hari kan nyetir becak, mungkin kalau pas bisa nyetir sedan mewah, berasa kayak di surga yah…hehe”, candanya. Ada-ada saja, si abah.

Lain lagi pikiran Mang Udin yang kerja di proyek bangunan, selalu kerja keras dari subuh sampai menjelang malam. Sampai-sampai Mang Udin pernah nyeletuk, “Haduh, Saya mah gak ada hari libur, susah ngambil cuti kayak yang kerja kantoran. Kalau Mang Udin ini cuti seharian, bisa tidur seharian sambil maen sama anak-anak, terus tidur lagi dan makan enak, wah, ibaratnya sedang berada di surga dong yah…”. Semua yang mendengar jadi tersenyum.

... Lanjut disini aja yah bacanya, afwan baru di-share...link Kisah-Eramuslim berikut, ;-)

Salam Ukhuwah selalu, Barokalloh (^-^)

Monday, August 1, 2011

Marhaban Yaa Ramadhan... Thanks to Allah ♥

Happy Ramadhan, muslim in Krakow!

pic : silaturrahiim :-)


Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh,

Informations :

Only for brothers, prosze bardzo... come التراويح, after isha 10.30pm, insya Allah every day since this night, ramadhan 1st


friday prayer 1pm
Address: Islamic Centre, Krakow
Jana Sobieskiego 10, Krakow,
Krakow, Malopolskie , POLAND
Email: muslimsinkrakow@googlegroups.c​om


Proszę bardzo przyjść do meczetu krakow, ifthor jama'i, z muzułmańskiej rodziny, bring your food ;-). Make a note, don't miss it! All mosleem family : since wednesday, aug,3rd, 2011. Ifthaar jama'i, every wednesday and saturday in this ramadhan 1432 H, Insya Allah :-)

See Islamic Finder site here (^-^)
:-) Dear sisters and brothers, May Allah (Subhanahu Wa Taa'alaa) make your Ramadhan a sweet fruitful one and grant you Jan'aat Al-Ferdaws. Aameen. Ramadhan Mubarak!

Sunday, June 26, 2011

Berbeda Memilih Jalan

Assalamu'alaykumwrwb... smoga bermanfaat... (^-^)

Di Tramwajem (kereta api listrik yang cepat dan tertib, di Krakow) yang sudah direnovasi selalu ada beberapa layar televisi yang terletak di langit-langit atas ujung tiap gerbongnya. Para penumpang disuguhi cerita pendek pelawak yang berpantomim, iklan layanan masyarakat tentang info pariwisata, proyek baru kota, peringatan membagi jenis-jenis sampah, dll, atau juga informasi kesehatan dan info rute Tramwajem tersebut.



Saya jatuh hati pada iklan ajaran moral buat masyarakatnya yang selalu diputar-putar ulang, ditampilkan kisah nyata seorang nenek bernama Halina, sudah keriput, bungkuk, tertatih-tatih dengan tongkatnya. Pani Halina melamun di depan televisi usangnya seraya tampak menyesali diri. Di layar yang ditontonnya adalah kisah yang sama persis dengan masa mudanya dahulu, sebagai Halina muda penari telanjang di berbagai bar terkenal. Halina yang setiap hari bergelimang uang, sibuk menghabiskan harta untuk shopping baju model terbaru, alat-alat make-up, urusan ke salon, bergonta-ganti warna rambut, juga bergelas-gelas minuman beralkohol masuk ke perutnya. Dan entah berapa bungkus rokok ia hisap per-hari yang juga plus sejenis narkotika di dalamnya. Halina tua menitikkan air mata, lalu perlahan ia seka dengan gundah. Ia raba kaki dan lengannya, kulit-kulit rentanya dengan ragam bintik hitam yang dulu sangat kencang dan asyik dipamerkan dengan tawa renyahnya, semakin mengingat usia mudanya yang telah berlalu, maka makin deraslah air matanya.

... silakan lanjutkan bacanya di catatan Kisah-Eramuslim link berikut ini yah, teman-teman...

Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr [103] : 1-3)


Salam ukhuwah dari kami@Krakow... Barokalloh always, amiin...

Tuesday, May 31, 2011

Cita-Cita Mewujudkan Masjid Krakow ... (berita 2)

Sambungan dari berita 1, :-)

III. Kegiatan Sederhana Muslim Krakow

Gambar : Dua jam dari Krakow, @Rabka, pada hari anak 2010, kami ikut meramaikan ‘Arabic Day’, tampak anak-anak Poland antusias meminta contoh tulisan kaligrafi nama masing-masing di lengan mereka


Gambar : Suasana Taman Kota Kecil Rabka, saat hari anak 2010 ‘Arabic Day’


Gambar : Atas inisiatif para ibu, kadang-kadang kami berkumpul 3 atau 4 keluarga muslim (kami di Krakow berjauhan tempat tinggal), memasak dan makan siang bersama, mengulang kajian tafsir, serta mengajak anak-anak bermain bersama

Beberapa kali pula, penulis mencoba mengadakan kegiatan ‘up-grade’ diri bersama beberapa muslimah lain, kami belajar membuat roti, yogurt, menu masakan keluarga antar-negara, dll.
Alhamdulillah...

Gambar : Beberapa brothers telah memulai jadwal ‘piket’ agar sholat wajib dapat diadakan di masjid Krakow. Biasanya di waktu dzuhur atau ashar, dan kesulitan utama adalah belum adanya WC, sehingga jika urgent harus ke WC, maka harus keluar mencari WC umum di mall terdekat.



Gambar : Seorang sister berkumpul dengan anak-anak, kami menggunakan ‘bahasa senyum’ jika tak saling mengerti. Sebab hanya dua orang muslimah yang terbiasa menggunakan bahasa Inggris, kebanyakan muslimah lainnya berbahasa Arab, ada pula yang muallaf-berbahasa Poland.



Gambar : Brothers dan keluarga di Krakow sesekali saling berkunjung/ silaturrahim dan melaksanakan sholat wajib berjamaah serta berdiskusi atau saling bertukar beragam informasi

IV. Terbuka Ladang Amal : Turut Membangun Masjid Krakow

Allah SWT berfirman, artinya, “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? mereka itu tidak pantas masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat azab yang berat.” (Q.S. Al-Baqoroh[2]: 114)
Saudara-saudari seiman, di antara brothers @Krakow yang sangat peduli pada sholat jum’at, saya melihat sendiri akan perjuangan keras mereka sewaktu mencari-cari “dimanakah komunitas muslim Krakow?”, dimanakah masjid, dimanakah saudara kami ?

Mereka yang rela berjalan kaki jauh, bermodalkan peta---yang tidak pasti, di tengah badai salju, juga mereka yang berlari “absen” kuliah (yang mana banyak perkuliahan dilakukan “pas” waktu sholat jum’at) dua kali dalam sebulan demi menjaga kewajiban yang satu ini. Ada pula yang sengaja cuti kerja demi mencari tempat sholat jum’at di Krakow sewaktu awal pindah kesini. Bahkan terlihat bahwa hal ‘base-camp’ ummat Islam ini bukanlah sekedar kewajiban, melainkan adalah sebuah kebutuhan primer, mereka merindukan ukhuwah islamiyah. Di tahun 2010, satu-satunya kota ‘agak besar’ di Poland yang masih belum punya masjid adalah Krakow. Maka, saat bulan maret 2011 lalu, masjid Krakow bisa terwujud, sungguh nikmat-Nya ini amat kami syukuri, walhamdulillahi robbil ‘alamiin.

Di area yang mana ‘kebiasaan minum’ sehari-hari adalah meneguk alkohol, ‘salam cium pipi-bibir’ adalah ungkapan pertemuan dan perpisahan yang merupakan tradisi saling menghargai meskipun dengan berlainan jenis (non-mahram), yang mana penduduknya kebanyakan masih ‘terbiasa’ budaya hidup zaman komunis, misalkan buka atau ganti baju di jalan, buang air kecil di belakang appartemen orang lain atau di taman, bahkan masih banyak pasangan remaja yang ‘lebay’ melakukan perbuatan tak-pantas di muka publik (misalkan saling meremas-remas bagian sensitif di atas tram atau di mall atau di bus). Naudzubillahi minzaliik. Maka kehadiran masjid Krakow bagai merupakan setetes air penghilang dahaga saat ini, mencintai masjid, agar lahir kerinduan yang mendalam kepada-NYA, untuk memakmurkan rumah-Nya, berharap semoga diri ini senantiasa berpeluk hidayah-Nya, hanya takut dan hanya bermohon kepada-Nya, meraih cita kemuliaan dari-Nya.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

Pada akhir april 2011 lalu, jamaah muslim krakow telah mengumpulkan ‘projek infaq keluarga’ masing-masing guna mencukupkan pembayaran dana pemasangan listrik di masjid. Insya Allah minggu ini listrik telah terpasang.

Dalam waktu dekat, tidaklah muluk-muluk cita-cita kami, berharap bisa ada WC dan tempat wudhu serta “ummahat” bisa segera turut aktif meramaikan masjid---membawa kanak-kanak dan mendidik mereka agar mencintai ‘base-camp ummat’, saling mengajari dan mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran, amiin ya Robbi. Adalah melakukan investasi yang tak kenal rugi, ‘berbisnis dengan Allah ta’ala’, sebagaimana jaminan pesan Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang mendirikan masjid, Allah akan mendirikan sebuah rumah baginya di surga” (H.R.Muslim).

Insya Allah, kami pun memiliki seabrek rencana lain (dan hanya Allah SWT yang berhak memilihkan ketetapan-Nya), misalkan mempunyai website khusus untuk menginformasikan keislaman di Krakow serta di Poland secara umumnya, melakukan publikasi masjid Krakow kepada masyarakat sekitar (terutama para pendatang dan turis asing, apabila muslim/ah biasanya mengalami kesulitan mencari masjid), membuat dapur mini dan layanan internet agar brothers bisa bergantian mabit dengan betah, dan terutama rencana terdekat menjadikan ruangan masjid ini lebih layak (memperbaiki dindingnya) guna menyambut bahagia awal ramadhan beberapa bulan lagi. Momen itu akan menjadi ‘tarawih pertama’, ramadhan pertama di masjid Krakow bagi seluruh keluarga muslim di Krakow, insya Allah.
Apabila saudara-saudari di berbagai belahan bumi Allah memiliki keterbukaan hati untuk ikut berkontribusi, dengan ini saya informasikan cara menyalurkan dana untuk keperluan masjid Krakow :
Dana terpusat, secara resmi dikirimkan ke :

Liga Muzulmanska w RP (Muslim League in Poland)
Dengan Swift code : PKOPPLPW
Dengan Info pengiriman : Bantuan Untuk Masjid Krakow
Nomor Rekening :

Untuk pengiriman menggunakan (kurs)Zloty-PLN : 25 1240 1154 1111 0000 21490604
Untuk pengiriman menggunakan (kurs)USDollar : 38 1240 1154 1787 0000 21490617
Untuk pengiriman menggunakan (kurs)Euro : 75 1240 1154 1978 0000 22657981
(sebaiknya mengirimkan dana secara bersama-sama dalam suatu majelis/komunitas agar menghemat biaya kliring)

Kemudian, mohon kirimkan konfirmasi mengenai info transfer antum/antunna tersebut (data donatur, jumlah donasi, tanggal pengiriman) ke email address brother Abu Azzam Al-Indonesia : anggana@gmail.com (mewakili muslimsinkrakow@googlegroups.com), dengan subjek “Donasi Masjid Krakow”.

Syukron jazzakumulloh khoiru jazza atas iringan do’a, Salam Ukhuwah dari Krakow! wassalamu’alaykum warohmatulloh wabarokatuh.

By : bidadari_Azzam, subuh, 30 mei 2011
(nara sumber : Doctor Haisyam, brother Abu Azzam, brother Imron, brother Osama,dll)

Cita-Cita Mewujudkan Masjid Krakow ... (berita 1)




Dear Muslims, Assalamu ‘Alaikum! Thank you for contributing to the Islamic Finder site. The record: Islamic Center, Krakow is located at: http://www.islamicfinder.com/getitWorld.php?id=106656
Setelah link tersebut di-klik, tampillah (dalam bentuk table) :

Islamic Centre, Krakow
Last Updated: 2011-04-02
Address: Islamic Centre, Krakow
Jana Sobieskiego 10, Krakow,
Krakow, Malopolskie , POLAND
Email: muslimsinkrakow@googlegroups.com

General Information: Islamic Center
Activities 1: 1/4/2011-: Friday,Pray,1 PM
Prayer Times | Update it!



Allahu Akbar!!! Berita membahagiakan itu sangat dinantikan. Ulitsza Jana Sobieskiego 10, Krakow, di lantai ‘under ground’ alias ruangan pengap di bawah lantai 0 (nol), posisi ruangan yang diserahkan dewan kota Krakow untuk keperluan izin ibadah ummat muslim disini. ‘Surat Izin’ berikut kunci ruangan itu tidaklah mudah didapat, brothers kita mengawali langkah beraninya mewujudkan masjid sejak 35 tahun silam. Dan seperti biasa, sebagai kalangan minoritas, yang mana anggota parlemen terdiri dari komunitas katholik dan yahudi, hampir tak mungkin mewujudkan sebuah masjid di kota kelahiran Paulus ini.




I. Sedikit Gambaran Kota Krakow







Gambar-gambar : Suasana Pusat Jalan-jalan Para Turis, Krakow




Kraków (Polandia, pengucapannya: [krakuf])juga Krakow, atau Cracow (Inggris / krɑkaʊ, kræk-,-oʊ /), dalam info wikipedea adalah yang kedua terbesar dan salah satu kota tertua di Polandia. Terletak di Sungai Vistula (Polandia: Wisła) di wilayah Polandia Kecil, kota aktif kembali abad ke-7, Kraków secara tradisional menjadi salah satu pusat terkemuka kehidupan akademis, budaya, serta artistik Polandia dan merupakan salah satu penyokong yang paling penting bagi ekonomi pusat. Itu adalah ibukota Polandia di tahun 1038-1596, ibukota (Kadipaten) Agung Kraków 1846-1918, dan ibukota Kraków Voivodeship dari abad ke-14 hingga tahun 1999. Sekarang ibukota dari Provinsi Polandia Kecil (sebutannya : Małopolska/ Małopolskie).

Kota ini telah berkembang dari sebuah pemukiman Zaman Batu ke kota kedua Polandia yang paling penting. Ini dimulai sebagai sebuah desa pada Wawel Hill dan sudah dilaporkan sebagai pusat perdagangan yang sibuk ‘Slavonic Europe’ pada tahun 965. Dengan pendirian universitas-universitas baru dan tempat-tempat budaya pada munculnya Republik Polandia dan sepanjang abad ke-20, Kraków menegaskan kembali perannya sebagai pusat akademik dan artistik utama nasional. Luasnya adalah 326,8 km² sedangkan penduduknya berjumlah 757.500 jiwa, di tahun 2004.

Setelah invasi Polandia oleh Nazi Jerman pada awal Perang Dunia II, Kraków berubah menjadi pusat pemerintahan bagi ibukota Jerman secara umum. Penduduk Yahudi di kota itu pindah ke sebuah zona khusus (zona berdinding) yang dikenal sebagai Ghetto Kraków, yang kemudian di’kisahkan’ bahwa mereka dikirim ke camp-camp pemusnahan seperti Auschwitz dan kamp konsentrasi di Płaszów. (Jarak dari pusat kota Kraków ke Auschwitz adalah sekitar satu setengah jam)

Pada tahun 1978, Karol Wojtyla, Uskup Agung Kraków, diangkat menjadi kepausan sebagai Paus Yohanes Paulus II -Slavia paus pertama kalinya, dan Paus non-Italia pertama dalam 455 tahun. Juga pada tahun itu, UNESCO menyetujui the first sites for its World Heritage List (daftar warisan dunia), termasuk seluruh kota tua di dalam seluruh potongan bangunan bersejarah di pusat kota.
Gambar-gambar di atas adalah penulis ambil di tempat area jalan-jalan para turis di Krakow, antara lain : Main Market Square, Wawel Castle (bentuk istana, di dalamnya ada pemakaman para pahlawan Polandia serta yang terbaru adalah makam Presiden Lech Kaczynski yang meninggal pada 10 april 2010 lalu), Barbican, St. Mary's Basilica, St. Peter and Paul Church, Collegium Maius, Narodowy Teatr, dan sekitarnya. Sekitar satu jam-an dari Krakow, ada Auschwitz serta Wieliczka Salt Mine yang pernah penulis ceritakan melalui rubrik oase-iman.
Para turis yang datang ke Krakow biasanya ‘mampir’ pula ke Warszawa, dan kota lain di negara sekitarnya, misalkan ke Praha, Slowakia, dan Lithuania.
Dewasa ini telah makin banyak “misionaris” dari berbagai aliran dan jenis keagamaan, termasuk ‘diistilahkan new age’, atau ada juga ‘agama semu’ yang ternyata atheisme berkembang di berbagai belahan Eropa, termasuk di kota kecil ini. Namun efek lain dari berbagai tanya-jawab ragam agama dan rasa penasaran masyarakatnya, ujung-ujungnya mereka mencari tahu pula tentang Al-Islam, satu-satunya keselamatan dunia dan akhirat. Maka itulah, jumlah muslim/ah terus-menerus bertambah.


II. Perjuangan Muslim Kraków Mewujudkan Masjid

Muslim League di Poland “baru aktif” di awal tahun 2000-an. Muslim League in The Republice of Poland (Liga Muzulmanska w RP) yang memiliki peranan besar dalam memberikan berbagai informasi bagi para pendatang muslim di Poland umumnya, terutama menjadi sarana pembimbing dan pusat dakwah islam, tatkala mulai banyak peningkatan para muallaf (disebabkan meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap islam, seiring peningkatan arus pertukaran pelajar, mahasiswa serta bertambahnya jumlah universitas yang ada di Poland), mereka merasa amat memerlukan pelajaran-pelajaran keislaman yang lebih mendalam. Sebenarnya umat islam sudah dikenal lama sebagai bagian komunitas Polandia, biasa disebut ‘suku Tar-Tar”, yang dalam sejarah perjuangan bangsa Poland, suku Tar-Tar merupakan para pejuang yang hebat dan rela berkorban demi bangsa dan negaranya. Hanya saja, komunitas ini benar-benar membaur sebagai masyarakat asli (pribumi), ada yang tetap terbiasa meneguk minuman beralkohol, menikah dengan pasangan berbeda agama (contohnya : muslimah menikah dengan orang Poland yang katholik, dll), yang tidak bisa membaca qur’an, dan seabrek permasalahan lain sebagai ketidak-tahuan akan hukum-hukum islam, dan inilah tugas para da’i/da’iyah di berbagai sudut Polandia. Satu persatu, kota di Poland pun memiliki ‘islamic centre’ yang berada dalam naungan organisasi resmi Liga Muslim Poland tersebut.
Adalah Doctor Haisyam, 30 tahun lebih beliau telah berada di Krakow. Ia memimpin Liga Muslim Krakow, yang mana selama ini telah tiga kali ditolak saat mengajukan permohonan “ruangan masjid”. Padahal, sempat disebut-sebut pada tahun 2007-2008, adanya Yayasan Al-Fan yang dimotori oleh brother dari Libya, merencanakan pendirian gedung resmi sebagai ‘tempat berkumpulnya’ muslim di Krakow. Berita itu sempat menjadi ‘hot-news’ di beberapa surat kabar lokal, namun kemudian hilang tanpa ada kelanjutan, sang brother pun entah bagaimana kabarnya, semoga Allah melimpahkan perlindungan terbaik baginya.
Selama ini, Doctor Haisyam dan brothers lain (yang sangat mencintai agama-NYA) selalu menyewa ruangan kecil (hanya ruangan itu saja yang tersedia), ukurannya sekitar 3x5meter dengan satu pemanas ruangan, mereka mengumpulkan uang rutin setiap jum’atan, uang itu diharapkan dapat mencukupi biaya sewa ruang per bulan (kalau di-kurs-kan dalam rupiah, sekitar 2 juta rupiah lebih biaya sewanya). Mereka pun membuat sebuah yayasan keislaman lain dengan sedikit sisa harta yang ada karena menurut info yang beredar di parlemen kota, ruangan masjid tidak dikabulkan oleh dewan kota karena urusan keuangan pula, takut tak ada yang merawatnya (meskipun dewan kota telah meminta ratusan tanda-tangan dari kami semua sebagai bukti bahwa kami muslim di Krakow). Jadi, ruangan kecil yang dulu selalu disewa itu, situasi tiap jum’at selalu “tak pasti”, pernah mereka harus berpindah lokasi, bergantian ke appartemen brother lainnya jika ruangan itu disewa oleh komunitas lain di jam yang sama, hari jum’at, misalnya pernah sedang disewa oleh orang latihan musik, oleh organisasi olahraga, untuk latihan pijat dan dansa, dsb. Sungguh miris, bahkan pernah saudara-saudara kita ini harus ekstra bersabar, karena terpaksa sholat jum’at di sebuah ruangan yang hanya bersekat tipis dengan sebuah bar. Astaghfirrulloh…
Doctor Haisyam sungguh bijak dan penyabar, ia sudah banyak mengecap pahit manisnya perjuangan dakwah. Tantangan bagi muslim di Krakow yang dikatakan beliau adalah kesulitan untuk bersatu, selama ini para mahasiswa berkelompok-kelompok kecil melaksanakan sholat jum’at, dengan beragam alasan seperti ketatnya jadwal perkuliahan, jarak yang berjauhan dengan kendala transportasi dan banyak yang menolak untuk disatukan dalam perjuangan mewujudkan masjid ini. Ada pula kelompok syi’ah yang benar-benar menolak bergabung. Tantangan lain, para mahasiswa sulit konsisten menyediakan waktu untuk kegiatan keislaman, belum lagi perbedaan bahasa, waduh, banyak sekali ‘salah komunikasi’, brothers disini yang kukenal aktif di masjid adalah mereka yang memang sudah bekerja (professional/ekspatriat), sebagai dosen atau ilmuwan, ada pula yang memang masih mahasiswa nan memiliki tekad yang kuat dalam menjaga diri di tengah masyarakat Krakow nan religious sebagai umat katholik. Brothers pendatang tersebut berasal dari Indonesia, Libya, Egypt, Turkey, Palestina, Pakistan, India, Jordania, Bangladesh, Afghanistan, Serbia, Maroko, serta dari negara-negara jazirah arab, dll.

Gambar salah satu ruangan apartemen mini yang pernah dijadikan tempat sholat jum’at pula

Beberapa bulan lalu, kembali Doctor Haisyam mengajukan proposal kepada wali kota baru (yang sudah terpilih lagi), proposal yang berisikan permintaan ruangan yang mantap dan resmi untuk dipergunakan beribadah bagi ummat muslim di Krakow. Suatu dukungan yang besar diperoleh pula dari seorang sohib yang berpangkat tinggi dalam parlemen kota, yang mana beliau telah memeluk islam (muallaf), walhamdulillah, kali ini terkabul. Allahu Akbar!
Tepatnya awal musim semi di bulan maret lalu, ruangan di lantai UG (under ground) sudut kota tua itu diserahkan secara resmi untuk disewakan secara tetap (permanent) kepada ummat muslim di Krakow, untuk dirawat, dipergunakan untuk keperluan kegiatan ibadah keislaman.


(gambar 1)

(gambar 2)


(gambar 3)


(gambar 4)

(gambar 5)


Gambar 1 adalah ruangan utama yang pertama kali dibersihkan oleh para saudara kita tersebut, mereka membawa karpet/ permadani tipis&lebar yang telah lama dibeli (biasanya dititip di apartement salah seorang brother, tiap jum’at dibawa ke ruangan/ tempat sewa yang lama). Sekarang ruang ini telah dipergunakan untuk sholat jum’at sejak 1 april 2011.
Gambar 2 adalah salah satu lampu, masih mati, sebab ruangan masjid ini benar-benar memerlukan renovasi, belum ada aliran listrik, belum ada WC (tempat wudhu/MCK), sehingga pemanas ruangan belum menyala, namun syukur walhamdulillah sekarang masih belum memerlukan pemanas, summer, insya Allah kelak di awal musim dingin, sudah dialiri pemanas ruangan, amiin.
Gambar 3, Meskipun di lantai UG, pantulan cahaya matahari kadang-kadang masuk melalui celah jendela di ruang utama.
Gambar 4, dinding di ruangan lain, memiliki jendela pula, sesekali pantulan sinar matahari menyoroti ruang ini. Saudara kita harus membawa air sendiri untuk berwudhu atau berwudhu dari rumah masing-masing saat akan melaksanakan sholat jum’at.
Gambar 5, dipotret dari dalam (suasana gelap tanpa listrik), itu adalah pintu masjid.
Jadi, masjid Krakow ini terdiri dari lima ruangan berukuran sedang & bersekat, yang rencananya akan dibangun tempat wudhu serta WC terpisah laki-laki dan perempuan. Akan dibuat hijab untuk jamaah muslimah, secara perlahan akan dibuat ruangan kantor mini sebagai Islamic-Centre Krakow, perpustakaan, serta sekarang sedang diajukan permohonan izin tambahan ke dewan kota agar ruangan bersekat lain bisa dipakai untuk kantin “penjualan menu makanan muslim” (halal-food).

Selama ini, kami sesekali memperoleh daging sapi atau ayam halal setelah “memesan khusus” dengan brother yang rutin membeli daging di kota lain (sejam dari Krakow), penyembelihnya biasa rutin datang dari kota lain pula atau dari UK. Subhanalloh…


(insya Allah bersambung....) silakan info singkat dapat dilihat di link Eramuslim berikut yah... :-)

Salam Ukhuwah dari Krakow (^-^)