Wednesday, July 24, 2013

Merenungi Tanda Kerasnya Hati






Assalamu'alaykumwrwb...

*Hati kian ditempa di ramadhan ini, akankah hati teguh merengkuh taufiq dan hidayahNya ? Ataukah menjadi keras bagai batu karena dijejali rasa malas dan meremehkan perintahNya?

Abu Hurairah Radhiallaahu anhu berkata, "Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentara. Jika raja itu bagus, maka akan bagus pula tentaranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya."

Hati yang keras memiliki tanda-tanda yang bisa dikenali, di antara yang terpenting sebagai berikut :



1. Malas Melakukan Ketaatan dan Amal Kebaikan

Terutama malas untuk menjalankan ibadah, bahkan mungkin meremehkan rambu-rambuNya, melakukan shalat asal-asalan tanpa ada kekhusyukan dan kesungguhan, merasa berat dan enggan, merasa berat pula menjalankan ibadah-ibadah sunnah. Allah telah menyifati kaum munafiqin. Firman-Nya, artinya, “Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (QS. At-Taubah : 54)

2. Tidak Tersentuh Oleh Ayat Al-Qur'an dan Petuah

Ketika disampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, maka tidak terpengaruh sama sekali, tidak mau khusyu' atau tunduk, dan juga lalai dari membaca al-Qur'an serta mendengarkannya, bahkan enggan dan berpaling darinya. Sedangkan Allah Subhannahu wa Ta'ala telah memperingatkan dengan tegas, artinya, “Maka beri peringatanlah dengan al-Qur'an orang yang takut kepada ancaman-Ku.” (QS.Qaaf : 45)

3. Tidak Tersentuh dengan Ayat Kauniyah

Tidak tergerak dengan adanya peristiwa-peristiwa yang dapat memberikan pelajaran, seperti kematian, sakit, bencana dan semisalnya. Dia memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai sesuatu yang tidak ada apa-apanya, padahal cukuplah kematian itu sebagai nasehat.

“Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” (QS.At-Taubah :126)

4. Berlebihan Mencintai Dunia dan Melupakan Akhirat

Himmah dan segala keinginannya tertumpu untuk urusan dunia semata. Segala sesuatu ditimbang dari sisi dunia dan materi. Cinta, benci dan hubungan dengan sesama manusia hanya untuk urusan dunia saja. Ujungnya, jadilah dia seorang yang dengki, egois dan individualis, bakhil dan tamak terhadap dunia. Na'udzubillahi minzaliik...

5. Kurang Mengagungkan Allah

Sehingga hilang rasa cemburu dalam hati, kekuatan iman melemah, tidak marah ketika larangan Allah SWT diterjang, serta tidak mengingkari kemungkaran. Tidak mengenal yang ma'ruf serta tidak peduli terhadap segala kemaksiatan dan dosa. Bahkan di era ini, tindakan meremehkan keagungan Allah SWT kian menjadi, orang "ber-KTP" Islam malah menghina aturan-aturanNya, ramadhan dianggap kesakitan dan derita, bukan dipandang sebagai berkah.

6. Kegersangan Hati

Kesempitan dada, mengalami kegoncangan, tidak pernah merasakan ketenangan dan kedamaian sama sekali. Stress tingkat tinggi. Hatinya gersang terus-menerus dan selalu gundah terhadap segala sesuatu.

7. Kemaksiatan Berantai

Termasuk fenomena kerasnya hati adalah lahirnya kemaksiatan baru akibat dari kemaksiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga menjadi sebuah lingkaran setan yang sangat sulit bagi seseorang untuk melepaskan diri. Seluruh keinginan tolong-menolong dalam keburukan demi tujuan duniawi pun termasuk dalam lingkaran setan kemaksiatan berantai, kolusi dan tipu daya terhadap rambu-rambuNya.



“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang membatu hatinya untuk mengingat Allah.Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Az-Zumar: 22)


Cara Menjauhi Sikap Keras Hati :

- Mengenal Allah SWT, Dia-lah Yang Menciptakan kita dan semesta, segala sesuatu di bumi dan langit adalah milikNya.

- Mengingat bahwa kita akan mati, pasti. Banyak renungan kematian yang sering saya curahkan di berbagai artikel, karena sesungguhnya memang posisi sekarang adalah kita antrian untuk mati.

- Ziarah kubur dan merenungi "bakal ditanya oleh malaikat Munkar & Nakir". :-| Mohon tetap kirim do'a yah kalau saya kelak sudah berada di dalam kubur pula... :-)

- Mempelajari dan berusaha memahami ayat-ayat al-Qur'an. Isi al-Qur'an sudah sempurna, tidak ada kitab lain yang lebih indah dibandingkan kitabulloh.

- Memperbanyak istighfar dan dzikrulloh.

- Menjalin ukhuwah dengan orang-orang shalih.

- Mengingat akan datangnya hari kiamat, hari perhitungan amal.

- Rajin introspeksi diri, pasti kita semua punya khilaf, salah, lalai, keliru dan kekurangan sebagai manusia biasa.

- Tidak menyerah dalam berjuang, segala episode perjalanan hidup adalah perjuangan, yang mengharuskan untuk sabar dan ikhlas serta setia pada cita-cita.

Insya Allah hal ini sebagai pengingat diri saya sendiri, Barokalloh (^-^)


*Pernah disampaikan 3 kali dalam kajian sisters Muslimah, di Bangkok dan Krakow.

Source : “Limadza Taqsu Qulubuna” Al-Qism al-Ilmi Darul Wathan.

Happy Ramadhan!

Walhamdulillah, nanti sambung lagi yah.... ^^Salam Ukhuwah dari Krakow Kuwait, ^-^ 


(twitter : @bidadari_azzam)

:-) Wassalamu'alaykumwrwb.



Thursday, July 11, 2013

Diaspora Indonesia Pecinta Qur’an di Kuwait




Sebelum berada di negara baru yang akan disinggahi, kami selalu berkomunikasi dengan para diaspora Indonesia yang telah lebih dahulu berada disana. Tentu kaum diaspora (perantau) Indonesia selalu ingin saling menebar manfaat dan memperluas jaringan persahabatan. Apabila lokasi sebuah negeri ternyata tak kita dapati info tentang WNI (Warga Negara Indonesia), maka berusahalah menghubungi pihak kedutaan RI di area terdekat dengan wilayah tersebut.

Beberapa bulan sebelum pindah ke Kuwait pun, saya berkenalan dengan beberapa blogger dan wartawan Indonesia (baik yang masih bertugas di Kuwait, maupun yang sudah kembali ke tanah air atau bertugas ke tempat lainnya). Alhamdulillah melalui banyak tautan di kolom komentar sebuah blog, berlanjutlah pertemanan ke sobat WNI lainnya. Kemudian saya mengenal sebuah blog buletin islami ‘projek akhirat’ muslimah (WNI) di Kuwait yaitu Al-Husna.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, materi dan tausiyah dalam lembaran Al Husna ternyata relevan dengan keseriusan sisters Muallaf Krakow dalam mempelajari Al Islam. Ustadzah Latifah Munawarah, MA (Kandidat Doctor di Universitas Kuwait dan merupakan pembina banyak majelis taklim se-Kuwait) dan sisters atau ummahat lainnya pun sangat ramah dan segera membalas email-email kiriman kami, di tengah kesibukan mereka. Syukron jazzakumulloh khoiru jazza, dear…

... baca lanjutannya yang lumayan panjang disini saja : link islampos :-) Bahagianya dalam ber'fastabiqul khoirot', subhanalloh, obat jiwa raga adalah tadabur qur'an serta kencangnya ukhuwah, berulang kali kita pasti merindukan suasana ini, insya Allah...

Barokallohu fiikum , selamat beraktivitas, selamat berjuang sahabat-sahabat! Salam Ukhuwah dari Kuwait ... ^-^ ❤

Tetap saling do'a yah^^ ... Jangan segan bersilaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^

Wassalamu'alaykumWrwb... :-)