Sangat terburu-buru, ia menarik tanganku untuk segera duduk di ruang tamunya. Ia temanku, anak semata wayang, sebut saja Kasih, pernah lama ditinggal orang tua ke luar daerah, maka supaya tak hanya berdua dengan si ’mbak asisten’, ia ajak Miss Nona ikutan tinggal di rumahnya.
Tadinya Miss Nona ini sudah ‘didepak’ dari kos-kosan di ibu kota tersebut, sebab perangainya kurang baik, jorok dan dianggap pembuat onar, maka tawaran tumpangan di rumah Kasih adalah momen yang pas, apalagi Kasih ‘gak perhitungan’, semuanya gratis, Kasih malah sangat berterima kasih karena Miss Nona mau menemaninya di rumah.
Hitungan tahun sudah berjalan, gratis tempat tinggal, makan-minum, dan pakai motor + bensin gratis ketika kuliah, Miss Nona jadi besar kepala, si mbak asisten akhirnya tak sanggup untuk mengadukannya kepada Kasih, karena selain Miss Nona sering teriak-teriak melulu menyuruh ini-itu, di waktu Kasih punya ‘job di luar kota’, ternyata Miss Nona mengajak pacarnya menginap di rumah itu!
Riuhnya gossip tetangga, Miss Nona bahkan menyuruh mbak asisten untuk cuti dari tugas bersih-bersih rumah, ia cuek saja berduaan dengan sang pacar bagaikan pasutri di rumah tumpangan itu, duh, sungguh hilangnya rasa malu.
Kasih, temanku yang baik ini, masih bisa bersabar, apalagi di tahun akhir kuliah Miss Nona, bertepatan dengan tragedi kecelakaan bagi Kasih, ia harus dirawat di rumah sakit, sebulan lebih. Kasih berharap, Miss Nona membantu kesembuhannya, Orang tua Kasih hanya bolak-balik ke luar kota dan setiap akhir minggu, menemani Kasih di rumah sakit itu.
“Namun ternyata, Miss Nona malah menggelapkan dana, uangku malah dipakai buat keperluan pribadi, dan dia cerita ke teman-temannya bahwa dia bayar sewa rumah di tempatku itu, aduuuh, koq bisa sih cerita berkebalikan gitu?
Kamu kan tau, sist, aku gak pernah minta bayaran sewa ke dia, aku gak perhitungan sama dia, eeeeh… ternyata koq di mata teman-temannya, ia menjelekkan aku, bahkan dia bilang bahwa aku sering menyuruh-nyuruh dia kayak pembantu, lho…Padahal kan aku punya si mbak pembantu?!”, curhat Kasih.
“Sabaaar…Sabar…”, ujarku waktu itu.
Peluk cium dari jauh buat Kasih, & silakan simak lanjutannya di link-Kisah Eramuslim ini yah sobats...
Salam Ukhuwah dari Krakow ^-^ ❤
No comments:
Post a Comment