Sunday, November 3, 2013

Teladan dari Mereka yang Berjalan di Jalan Dakwah







Oleh :  Dr. Abdullah Azzam


DAKWAH Islamiyah telah menyumbangkan keteladanan tiada bandingannya. Telah banyak berkorban putra-putra Islam di atas jalan ini sepanjang sejarah. Darah mereka menjadi api obor bagi generasi-generasi yang datang sesudah mereka. Jika Hasan Albanna telah dibunuh di jalan protokol terbesar di kota Qahirah, yakni di lapangan Ramses, dan kemudian dihabisi nyawanya di kamar bedah rumah sakit. Tidak ada yang menshalati jenazahnya selain empat orang perempuannya saja. Namun darahnya telah menghidupkan generasi-generasi sesudahnya di bumi ini.

Jika Abdul Qadir Audah, Muhammad Farghali, Yusuf Thal’at, Handawi Dawir, Ibrahim Thayyib, Mahmud Lathif, Sayyid Quthub, Abdul Fattah Isma’il, Muhammad Yusuf Hawwasy, Shaleh Sirriyah dan Karim Al-Anadluli serta yang lain dapat mereka bunuh, namun darah mereka tidak hilang sia-sia. Darah mereka laksana api yang menggelegarkan dada-dada generasi Islam yang berusaha untuk menegakkan Dien ALLAH.

Mengikuti jalan mereka sebelumnya Al-Qassam, Sallamah dan Al-‘Izzu bin `Abdussalam serta yang lainnya. Mereka telah menerangi kita dengan nyala api untuk kita pegang dalam melangkah di atas jalan dakwah. Darah-darah mereka merupakan menara petunjuk bagi generasi-generasi yang mau mencari petunjuk.

Hamidah Quthub pernah bercerita kepadaku. Katanya : ”Pada tanggal 28 Agustus 1966. Hamzah Basiyuni, Direktur penjara memanggilku. Lalu dia memperlihatkan kepadaku keputusan hukuman mati bagi Sayyid Quthub, Hawwasy dan Abdul Fattah Isma’il. Lantas dia mengatakan : ”Kita masih punya kesempatan terakhir untuk menyelamatkan Ustadz (Sayyid Quthub), yakni dia harus minta maaf. Dia akan diringankan dari hukuman mati, dan sesudah enam bulan dia akan keluar dari penjara dalam keadaan sehat wal afiat. Kalau dia jadi dibunuh, maka demikian itu akan berarti suatu kerugian bagi seluruh dunia. Pergi dan bujuklah dia supaya mau minta maaf”.


Hamidah menyambung : ”Lalu aku pergi menemuinya di penjara. Sampai di sana kukatakan kepadanya, ”Sesungguhnya mereka mengatakan jika engkau mau minta maaf maka mereka akan meringankan hukuman matimu”. Maka dia (Sayyid Quthub) menjawab : ”Atas kesalahan apa aku harus minta maaf wahai Hamidah, apakah karena aku beramal di pihak Rabbul ’Izzati ? Demi Allah, sekiranya aku bekerja untuk pihak lain selain Allah tentu aku akan minta maaf. Akan tetapi sekali-kali aku tidak akan minta maaf karena beramal di pihak Allah. Tenanglah wahai Hamidah, sekiranya umur belum waktunya habis maka hukuman mati itu tidak akan jadi dilaksanakan. Tidak berguna sama sekali maaf itu untuk mempercepat ajal atau mengakhirkannya.”

Itulah jiwa yang dipoles iman! Kekuatan macam apa ini! Keteguhan hati macam apa ini!! Tali gantungan nampak di depan matanya, namun dia masih sempat menenangkan hati yang hidup atas Qudratullah dan qadar-Nya.


Basyir Al-Ibrahim mengatakan : ”Pernah suatu ketika, aku berada di dekat raja Faruq (raja mesir waktu itu). Aku mendengar mereka tengah berbisik-bisik tentang rencana pembunuhan Hasan Albanna. Maka aku segera pergi menemui Hasan Albanna dan kukatakan kepadanya : ”Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: ”Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu.” (QS. Al-Qashash : 20)


Maka dia menjawab : ”Apakah engkau berfikir begitu (dia ulang tiga kali), ketahuilah : ”Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq : 3)


Sesungguhnya kalau kematian sudah menjadi ketentuan Allah, maka kewaspadaan itu tidak akan dapat menyelamatkan.” [Dikutip dari Serial Tarbiyah Jihadiyah/sksd/myquran]

Allahu Akbar!

Sunday, September 22, 2013

Keutamaan Silaturrahim

Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh...



Foto : Silaturrahim dengan keluarga kakek dan paman di Makkah al-Mukarromah




Rasulullah sallallahu alayhi wasallam ditanya oleh seorang sahabat, “Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan aku ke surga."


Rasulullah menjawab, “Engkau menyembah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, engkau dirikan shalat, tunaikan zakat dan engkau menyambung silaturahim,” (HR. Bukhari). Dan yang terakhir, Rasulullah sallallahu alayhi wasallam pernah berkata pada sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq r.a bahwa tiga perkara berikut ini benar adanya.

Pertama, barangsiapa yang dizalimi kemudian ia memaafkan, maka kemuliannya akan bertambah.

Kedua, barang siapa yang meminta-minta untuk meningkatkan hartanya, maka hartanya akan berkurang.

Ketiga, barangsiapa yang membuka pintu pemberian dan silaturahim, maka hartanya kan bertambah.

Al-Qurthubi mengatakan, “Seluruh agama sepakat bahwa menyambung silaturrahim wajib dan memutuskannya diharamkan."

Ibnu Abidin al-Hanafi mengatakan, "Menyambung silaturrahim wajib meskipun hanya dengan mengucapkan salam, memberi hadiah, memberi pertolongan, duduk bareng, ngobrol, bersikap ramah dan berbuat baik.

Kalau seseorang yang hendak disilaturrahim berada di lain tempat cukup dengan berkirim surat, namun lebih afdol kalau ia bisa berkunjung ke tempat tinggalnya”. 


Silaturrahim (mempererat hubungan persaudaraan) merupakan salah satu contoh akhlq mulia. Orang-orang yang gemar menyambung silaturrahim akan mendapat balasan di dunia berupa:

1. Memperoleh rahmat& ridho Allah SWT.

2. Membuat orang yang dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sikap teladan Rasulullah sallallahu alayhi wasallam, “Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia.”

Kebahagiaan sejati adalah membahagiakan saudara kita.

3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat-Nya juga sangat senang bersilaturrahim.

4. Disenangi oleh manusia.

5. Membuat iblis dan setan murka.

6. Memanjangkan (keberkahan) usia.

7. Menambah banyak dan berlimpah keberkahan rezeki dariNya.

8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.

9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.

10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturrahim) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya. Insya Allah...

Dengan silaturrahim yang menjadi program pribadi & keluarga, terencana dengan baik adalah bagian kunci suksesnya ukhuwah Islamiyah kita ini. Wallahu a'lam...


Barokallohu fiikum , Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤

Wassalamu'alaykumWrwb... :-)

Tetap saling do'a yah^^


Jangan segan bersilaturrahim via twitter @bidadari_azzam :-)

Friday, September 20, 2013

Sekilas Kabar Musim Panas di Krakow


Assalamu'alaykuumwrwb...

Sobat-sobat di Krakow mengirimi pesan, singkat namun sangat berarti, membuat hati berbunga tentunya. :-)

Terutama adalah ketika sisters (yang muallaf) telah mampu mengenali huruf demi huuf kala membaca al-Quran, subhanalloh, senangnya qolbu mendengar kabar mereka ^_^.

Ramadhan 1434 hijriyyah di Krakow sangat berkesan bagi sister Anetta, dan yang lainnya, sebab meskipun kaum muslimin tidak berjumlah banyak, mereka tetap dapat menikmati suasana berbuka bersama di akhr minggu.

Bahkan saat hari raya eidul fitri, mereka berbahagia dengan membuat program acara keluarga, makan bersama di senja hari raya. :-)

*nanti nambahi ceritanya, belum bisa upload foto rupanya dari hp ini...:-)* ;-) selamat beraktivitas, Barokallohu fiikum , Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤

Happy Busy Days! (^_^)

Tetap saling do'a yah^^ Jangan segan bersilaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^ Wassalamu'alaykumWrwb... :-)

Wednesday, September 18, 2013

Keistimewaan Penghafal al-Quran


Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh...





*Bagi penghafal al-Quran (Hamlatul Quran), atau secara umum masyarakat lebih mengenali dengan gelaran “al-Hafizh", akan memperoleh 2 ganjaran kebaikan, ini merupakan kelebihan atau keistimewaan para penghafal al-Quran, yaitu :

1.Ganjaran di dunia.

2.Ganjaran di akhirat.



"Our Lord! Give us in this world that which is good and in the Hereafter that which is good, and save us from the torment of the Fire!" (The Holy Qur'an 2:201)


Ganjaran di Dunia

Selain ganjaran-ganjaran di akhirat yang dijanjikan dalam Hadis Nabi S.A.W terhadap golongan Hamlatul Quran, terdapat juga ganjaran di dunia yang diberikan terhadap mereka.

(Riwayat Ibnu Majah) Penghafal al-Quran juga diangkat sebagai pemimpin.



“Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (Riwayat Muslim)

Penghafal al-Quran mendapat certificate (pengesahan) dari Nabi mulia S.A.W.

“Adalah nabi Shallallohu 'alayhi wasallam mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal al-Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (Riwayat Bukhari)

Al-Quran menjanjikan kebaikan. “Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al Qur’an dan yang mengajarkannya”. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Ganjaran di Akhirat

Ibu bapak dari para penghafal al-Quran mendapat kemuliaan. Sesiapa membaca Al Quran dan beramal dengan apa yang terkandung di dalamnya maka kedua-dua ibu bapaknya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang sinaran mahkota itu akan melebihi terang benderang daripada cahaya matahari, sungguhpun matahari itu berada di dalam rumah-rumah kamu di dunia ini. (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Daud)

Masya Allah, girangnya para ibu bapak yang memahami dahsyatnya hafalan Quran.

Penghafal al-Quran akan mendapat syafaat (penolong),

Dari Abi Umamah ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu al- Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat pada hari kiamat kepada para pembacanya (penghafalnya).”(Hadits Riwayat Muslim)

subhanalloh, masya Allah! Penghafal al-Quran mendapat bonus berlipat ganda. "Sesiapa yang membaca satu huruf daripada kitab Allah (al-Quran) maka baginya (pembaca) dengannya (al-Quran) pahala dan pahala digandakan sepuluh sebagaimananya. Aku tidak kata bahwa “alif laam mim” itu satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim itu satu huruf." (Hadits Riwayat Tarmizi)

Oleh karena itu tidak heran jika para orang tua mengimpikan anak-anaknya menjadi penghafal al-Quran. Yang patut diherankan adalah jika orang tua masih malas mengajarkan quran kepada anak-anaknya, bahkan mendukung anaknya mengikuti konser-konser musik dan terjerumus dalam penyakit cinta dunia, naudzubillahi minzaliik...

Marilah kita berdoa agar dalam keluarga kita mempunyai sekurang-kurangnya satu hafizh/hafizhah, dan menyemangati anggota keluarga lainnya agar mencintai quran, mempelajari & meresapi makna ayat-ayatNya supaya selamat dalam mencapai tujuan di kampung akhirat nanti, aamiin...

wallahu a’lam…

Barokallohu fiikum , semoga kita senantiasa menularkan manfaat, dan mengoptimalkan ikhtiar dalam setiap aktivitas kebaikan... Aaamiiin....

Salam Ukhuwah... ^-^ ❤

Tetap saling do'a yah... ^^ Semoga tetap bisa silaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^

Wassalamu'alaykumWrwb... :-)

Catatan : *Disampaikan dalam tausiyah singkat sisters Krakow, 2012. Serta "Sharing" motivasi dengan sobat hafizhah quran di Kuwait.

Sunday, August 4, 2013

Hukum dan Adab I'tikaf





Assalamu'alaykum warohmatullohi wa barokatuh, berikut adalah penjelasan tentang i'tikaf* :-)


Hukum dan Adab I'tikaf


Definisi:


I'tikaf (الاعتكاف) dari segi bahasa berasal dari kata (العكوف). Artinya; Menetap dan berada di sekitarnya pada masa yang lama. Seperti firman Allah dalam surat Al-Anbiya: 52 dan surat Asy-Syu'ara: 71.

Sedangkan dari segi istilah, yang dimaksud i'tikaf adalah menetap di masjid dalam waktu tertentu dengan niat beribadah.

 

Landasan Hukum:


Syariat I'tikaf dinyatakan dalam Alquran, hadits dan perbuatan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam serta para sahabat.

-       Dalam surat Al Baqarah ayat 125 Allah Ta'ala berfirman,


أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ     (سورة البقرة: 135)


"…Bersihkan rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud." (QS. Albaqarah: 125)

Aisyah radhiallahu anha berkata,



أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ (متفق عليه)


"Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadan hingga beliau wafat. Kemudian para isterinya melakukan I'tikaf sesudahnya." (Muttafaq alaih).


Para ulama sepakat bahwa i'tikaf adalah perbuatan sunah baik bagi laki-laki maupun wanita. Kecuali jika seseorang bernazar untuk i'tikaf, maka dia wajib menunaikan nazarnya.

 

Lama i'tikaf dan Waktunya


Pendapat yang kuat bahwa lama I'tikaf minimal sehari atau semalam, berdasarkan riwayat dari Umar bin Khattab, bahwa beliau menyampaikan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa dirinya di masa jahiliah pernah bernazar untuk I'tikaf di Masjidilharam selama satu malam, maka Rasulullah saw bersabda, 'Tunaikan nazarmu." (HR. Abu Daud dan Tirmizi)


Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa I'tikaf dapat dilakukan walau beberapa saat saja diam di masjid. Namun, selain bahwa hal ini tidak ada landasan dalilnya, juga tidak sesuai dengan makna I'tikaf yang menunjukkan berdiam di suatu tempat dalam waktu yang lama. Bahkan Imam Nawawi yang mazhabnya (Syafii) berpendapat bahwa i'tikaf boleh dilakukan walau sesaat tetap menganjurkan agar I'tikaf dilakukan tidak kurang dari sehari, karena tidak ada riwayat dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para shahabat bahwa mereka melakukan i'tikaf kurang dari sehari.


Sedangkan lama maksimal i'tikaf tidak ada batasnya dengan syarat seseorang tidk melalaikan kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya atau melalaikan hak-hak orang lain yang menjadi kewajibannya. Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di tahun wafatnya pernah melakukan I'tikaf selama dua puluh hari (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)


Adapun waktu i'tikaf, berdasarkan jumhur ulama, sunah dilakukan kapan saja, baik di bulan Ramadan maupun di luar bulan Ramadan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah melakukan i'tikaf di bulan Syawal (Muttafaq alaih). Beliau juga diriwayatkan pernah i'tikaf di awal, di pertengahan dan akhir Ramadan (HR. Muslim). Namun waktu i'tikaf yang paling utama dan selalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lakukan hingga akhir hayatnya adalah pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan.

 

Masjid Tempat I'tikaf


Masjid yang disyaratkan sebagai tempat i'tikaf adalah masjid yang biasa dipakai untuk shalat berjamaah lima waktu. Lebih utama lagi jika masjid tersebut juga digunakan untuk shalat Jum'at. Lebih utama lagi jika dilakukan di tiga masjid utama; Masjidilharam, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha.


Terdapat atsar dari Ali bin Thalib dan Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa i'tikaf tidak sah kecuali di masjid yang dilaksanakan di dalamnya shalat berjamaah (Mushannaf Abdurrazzaq, no. 8009). Disamping, jika i'tikaf dilakukan di masjid yang tidak ada jamaah shalat fardhu, peserta i'tikaf akan dihadapkan dua perkara negatif; Dia tidak dapat shalat berjamaah, atau akan sering keluar tempat i'tikafnya untuk shalat berjamaah di masjid lain.

Yang dimaksud masjid sebagai tempat i'tikaf adalah tempat yang dikhususkan untuk shalat dan semua area yang bersambung dengan masjid serta dibatasi pagar masjid, termasuk halaman, ruang menyimpan barang, atau kantor di dalam masjid.


Secara tekni, akan lebih baik jika masjidnya memiliki fasilitas yang dibutuhkan peserta i'tikaf, seperti tempat MCK yang cukup, atau ruangan yang luas tempat tidur  dan menyimpan barang bawaan.


Kapan mulai I'tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadan dan kapan berakhir?


Jumhur ulama berpendapat bahwa i'tikaf dimulai sejak sebelum matahari terbenam di malam ke-21 Ramadan. Berdasarkan kenyataan bahwa malam 21 adalah bagian dari sepuluh malam terakhir Ramadan, bahkan termasuk malam ganjil yang diharapkan turun Lailatul Qadar.  Ada juga yang berpendapat bahwa awal i'tikaf dimulai sejak shalat Fajar tanggal 21 Ramadan. Berdasarkan hadits Aisyah ra bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam jika hendak i'tikaf, beliau shalat Fajar, setelah itu beliau masuk ke tempat i'tikafnya (HR. Muslim).


Adapun waktu berakhirnya, sebagian ulama berpendapat bahwa i'tikaf berakhir ketika dia akan keluar untuk melakukan shalat Id, namun tidak terlarang jika dia ingin keluar sebelum waktu itu. Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa waktu i'tikaf berakhir sejak matahari terbenam di hari terakhir Ramadhan.

 



I'tikaf Bagi Wanita


Wanita dibolehkan melakukan I'tikaf berdasarkan keumuman ayat. Juga berdasarkan hadits yang telah disebutkan bahwa isteri-isteri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan i'tikaf. Terdapat juga riwayat bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengizinkan Aisyah dan Hafshah untuk melakukan I'tikaf (HR. Bukhari)


Namun para ulama umumnya memberikan syarat bagi wanita yang hendak melakukan I'tikaf, yaitu mereka harus mendapatkan izin dari walinya, atau suaminya bagi yang sudah menikah, tidak menimbulkan fitnah, ada tempat khusus bagi wanita di masjid dan tidak sedang dalam haidh dan nifas.

 

Keluar dari Masjid saat I'tikaf

Secara umum, orang yang sedang i'tikaf tidak boleh keluar dari masjid. Kecuali jika ada kebutuhan pribadi mendesak yang membuatnya harus keluar dari masjid.


Aisyah radhillahu anha berkata, 


وَإِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُدْخِلُ عَلَيَّ رَأْسَهُ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ فَأُرَجِّلُهُ وَكَانَ لاَ يَدْخُلُ الْبَيْتَ إِلَّا لِحَاجَةٍ إِذَا كَانَ مُعْتَكِفًا  (متفق عليه)


"Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyorongkan kepalanya kepadaku sedangkan dia berada di dalam masjid, lalu aku menyisir kepalanya. Beliau tidak masuk rumah kecuali jika ada kebutuhan, jika sedang I'tikaf." (Muttafaq alaih)


Perkara-perkara yang dianggap kebutuhan mendesak sehingga seorang yang i'tikaf boleh keluar masjid  adalah; buang hajat, bersuci, makan, minum, shalat Jumat dan perkara lainnya yang mendesak, jika semua itu tidak dapat dilakukan atau tidak tersedia sarananya dalam area masjid.


Keluar dari masjid karena melakukan hal-hal tersebut tidak membatalkan I'tikaf. Dia dapat pulang ke rumahnya untuk melakukan hal-hal tersebut, lalu lekas kembali jika telah selesai dan kemudian meneruskan kembali i'tikafnya. Termasuk dalam hal ini adalah wanita yang mengalami haid atau nifas di tengah i'tikaf.  


Akan tetapi jika seseorang keluar dari area masjid tanpa kebutuhan mendesak, seperti berjual beli, bekerja, berkunjung, dll. Maka i'tikafnya batal. Jika dia ingin kembali, maka niat i'tikaf lagi dari awal.


Bahkan,  orang yang sedang i'tikaf disunahkan tidak keluar masjid untuk menjenguk orang sakit, menyaksikan jenazah dan mencumbu isterinya, sebagaimana perkataan Aisyah dalam hal ini (HR. Abu Daud).

 

Pembatal I'tikaf


Berdasarkan ayat yang telah disebutkan, bahwa yang jelas-jelas dilarang saat I'tikaf adalah berjimak. Maka para ulama sepakat bahwa berjimak membatalkan I'tikaf. Adapun bercumbu, sebagian ulama mengatakan bahwa hal tersebut membatalkan jika diiringi syahwat dan keluar mani. Adapun jika tidak diiringi syahwat dan tidak mengeluarkan mani, tidak membatalkan.


Termasuk yang dianggap membatalkan adalah keluar dari masjid tanpa keperluan pribadi yang mendesak. Begitu pula dianggap membatalkan jika seseorang niat dengan azam kuat untuk keluar dari I'tikaf, walaupun dia masih berdiam di masjid.


Seseorang dibolehkan membatalkan I'tikafnya dan tidak ada konsekwensi apa-apa baginya. Namun jika tidak ada alasan mendesak, hal tersebut dimakruhkan, karena ibadah yang sudah dimulai hendaknya diselesaikan kecuali ada alasan yang kuat untuk menghentikannya.

 

Yang dianjurkan, dibolehkan dan dilarang


Dianjurkan untuk fokus dan konsentrasi dalam ibadah, khususnya shalat fardhu, dan memperbanyak ibadah sunah, seperti  tilawatul quran , berdoa, berzikir, muhasabah, talabul ilmi, membaca bacaan bermanfaat, dll. Namun tetap dibolehkan berbicara atau ngobrol seperlunya asal tidak menjadi bagian utama kegiatan i'tikaf, sebagaimana diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dikunjungi Safhiah binti Huyay, isterinya, saat beliau i'tikaf dan berbicara dengannya beberapa saat. Dibolehkan pula membersihkan diri dan merapikan penampilan sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam disisirkan Aisyah ra, saat beliau I'tikaf.


Dilarang saat I'tikaf menyibukkan diri dalam urusan dunia, apalagi melakukan perbuatan yang haram seperti ghibah, namimah atau memandang pandangan yang haram baik secara langsung atau melalui perangkat hp dan semacamnya.

Hindari perkara-perkara yang berlebihan walau dibolehkan, seperti makan, minum, tidur, ngobrol, dll.

 

Filosofi I'tikaf


I'tikaf, selain dikenal sebagai salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam, dia merupakan ajaran yang direkomendasi syariat bagi mereka yang ingin lebih berkonsentrasi untuk membersihkan dan membina jiwanya agar hubungannya kepada Allah lebih kuat. Juga agar ketergantungannya terhadap dunia tidak mendominasi dirinya. Diharapkan, dengan I'tikaf, akan lahir kesadaran dalam jiwa seorang muslim, bahwa kebersihan hati dan jiwa yang tidak didominasi tuntutan duniawi merupakan syarat utama untuk mendapatkan keselamatan hidup, di dunia maupun akhirat.


Jika pada ajaran lain terdapat ajaran meditasi, bertapa atau semacamnya untuk membersihkan hati dan menimbulkan konsentrasi, maka hal seperti itu tidak dibenarkan dalam Islam karena tidak ada dalil yang mengajarkannya. Disamping, banyak praktek ibadah yang telah diajarkan memiliki fungsi seperti itu, dan I'tikaf termasuk di dalamnya. Kalaupun Rasulullah shallallahu alaih wa sallam pernah melakukan khulwah (menyendiri) di goa Hira, hal itu beliau lakukan sebelum menerima wahyu. Adapun setelah dirinya diangkat menjadi seorang Nabi, maka beliau tidak lagi melakukan khulwah dan tidak mengajarkan umatnya untuk melakukan seperti yang pernah beliau lakukan di goa Hira.


Dalam konteks zaman sekarang, i'tikaf merupakan jawaban aplikatif atas budaya masyarakat yang cenderung mengakhiri bulan Ramadan dengan meninggalkan masjid dan beralih ke pusat-pusat perbelanjaan... maka, melakukan i'tikaf pada zaman sekarang, dapat dikatagorikan sebagai tindakan menghidupkan sunah yang telah banyak diabaikan masyarakat...

 

Wallahua'lam bishshaawab

 

 

Maraji;

-       Al-Majmu' Syarah Al-Muhazzab, Imam Nawawi rahimahullah.

-       Al-Mughni, Ibnu Qudamah rahimahullah.

-       Hiwar fil I'tikaf Ma'a Samahatissyekh Al-Allamah Abdullah bin Jibrin, rahimahullah.

-       Fiqhul I'tikaf, Dr. Khalid bin Ali Al-Musyaiqih.

 

*meneruskan pesan dari MMIT Bangkok*


Salam Ukhuwah :-). Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh...

@bidadari_azzam 

Saturday, August 3, 2013

Sisters Membangun Dapur Umat di Masjid Krakow


Ifthor Ramadhan 1434h in Krakow

Pics : Our Strong Sisters ~Happy Working ;-)

Alhamdulillah… Menerima email cinta dari sohib ternyata mengingatkanku tentang rindu. Biasanya ketika berada di Poland, ada rasa kangen teramat sangat dengan keluarga yang berada di tanah air. Namun tatkala telah menyadari kepindahan dari Krakow-Old Town (yang sekarang sudah kami tinggalkan selama hampir enam bulan ini), ternyata mulai hadir kerinduan pula kepada sohib-sohib disana. Mereka saudara-saudari kita, mereka yang bersemangat belajar Islam. Begitulah qolbu, eratnya ukhuwah berbuah rindu. Semoga rasa ini menghadirkan keberkahanNya selalu, aamiin…

Berdirinya Islamic Centre Krakow tak lepas dari inisiatif dan inspirasi wanita muslimah. Seperti yang kita ketahui, kaum pria biasanya sibuk dan fokus dalam tugas penting karirnya, baik yang bekerja di perusahaan, maupun yang menjadi ilmuwan dan dosen (di Krakow). Hampir tidak ada waktu untuk memiliki jadwal pertemuan dan konsentrasi membahas masalah ummat, kehadiran ruang Islamic Centre tadinya semata-mata karena mereka mengutamakan kewajiban sholat jum’at.

Seiring berjalannya waktu dan munculnya kesadaran untuk berkegiatan yang lebih banyak, meningkatkan aktivitas kebaikan, maka ruang Islamic Centre tentu kami manfaatkan seoptimal mungkin. Termasuk pada saat Ramadhan tiga tahun berturut-turut ini, pagi hingga malam selalu ada brothers atau sisters yang mengunjungi masjid. Setiap malam-malam ramadhan, brothers melaksanakan qiyamullail. Silih berganti hadir tamu-tamu musafir (antara lain brothers dari India, sisters yang asal Turkey, brother dan sister dari Middle East, dll). Mereka tentu bahagia dapat mengunjungi masjid Krakow. Kegiatan sederhana yang jauh dari bermegah-megahan adalah ciri khas kami disini.

Ketika saya sudah berada di Kuwait, sister Anetta secara khusus mengatur waktu cutinya untuk melaksanakan kelanjutan projek dapur ummat. Subhanallah, beliau ini adalah muslimah yang kuat dan tegar. Karena di masa remajanya berada dalam naungan kekuasaan komunis, pernah saya ceritakan dalam artikel berbeda. Bahwa teman- teman di Krakow, waktu kanak-kanak dan remaja, selalu diajarkan “serba bisa”. Para lelaki harus ahli menjahit baju, menyetrika, membuat pakaian musim dingin, dsb. Para wanita pun harus bisa membangun rumah, memotong kayu, mengecat, memperbaiki mesin mobil, dan hal lainnya.

Saya pernah menulis tentang pesan bapak dan guru-guru saya, “Wanita cantik : karena wajah dan penampilan (nafsu yg berkata), karena kecerdasan berpikir (akal yg berucap), karena kepribadian/ akhlak yg terpuji (hati yg bicara). Dan percayalah pada penilaian hati & akal. Itu pesan buat para lelaki dalam menentukan pilihannya.” Dengan ragam keahlian dan semangat dalam menolong saudara, sister Anetta merupakan wanita cantik yang mampu memaksimalkan potensi dalam berkarya.

Begitulah sister kita yang satu ini, mohon do’a sahabat semua, semoga ia berada dalam perlindunganNya selalu, istiqomah dalam rambu islam, serta senantiasa bahagia di dunia & akhirat, aamiin. Tak hanya menolongku saat ‘packing pindahan’, ia jua gesit mengantarkan keperluan masjid. Keuletan dan piawai jemarinya pun menghadirkan perombakan ruang kosong bagian belakang di Islamic Centre Krakow, membangun dapur ummat, Masya Allah!



Sewaktu awal ramadhan 1434 hijriyyah ini, ruang dapur itu pun telah rapi. Sehingga semua brothers dan sisters dapat memaksimalkan manfaat Islamic Centre, tak hanya menyimpan stok daging halal lebih banyak, memasak untuk berbuka puasa dan mengahangatkan menu sahur pun dapat dilakukan di sini, Insya Allah… Berkunjunglah ke Islamic Centre Krakow jika kalian berkesempatan traveling ke Poland.


Barokallohu fiikum , Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤

Tetap saling do'a, semoga kian bersemangat dalam aktivitas Ramadhan yah...^^ :-), kita juga bisa silaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^

Wassalamu'alaykumWrwb... :-)

Wednesday, July 24, 2013

Merenungi Tanda Kerasnya Hati






Assalamu'alaykumwrwb...

*Hati kian ditempa di ramadhan ini, akankah hati teguh merengkuh taufiq dan hidayahNya ? Ataukah menjadi keras bagai batu karena dijejali rasa malas dan meremehkan perintahNya?

Abu Hurairah Radhiallaahu anhu berkata, "Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentara. Jika raja itu bagus, maka akan bagus pula tentaranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya."

Hati yang keras memiliki tanda-tanda yang bisa dikenali, di antara yang terpenting sebagai berikut :



1. Malas Melakukan Ketaatan dan Amal Kebaikan

Terutama malas untuk menjalankan ibadah, bahkan mungkin meremehkan rambu-rambuNya, melakukan shalat asal-asalan tanpa ada kekhusyukan dan kesungguhan, merasa berat dan enggan, merasa berat pula menjalankan ibadah-ibadah sunnah. Allah telah menyifati kaum munafiqin. Firman-Nya, artinya, “Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (QS. At-Taubah : 54)

2. Tidak Tersentuh Oleh Ayat Al-Qur'an dan Petuah

Ketika disampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, maka tidak terpengaruh sama sekali, tidak mau khusyu' atau tunduk, dan juga lalai dari membaca al-Qur'an serta mendengarkannya, bahkan enggan dan berpaling darinya. Sedangkan Allah Subhannahu wa Ta'ala telah memperingatkan dengan tegas, artinya, “Maka beri peringatanlah dengan al-Qur'an orang yang takut kepada ancaman-Ku.” (QS.Qaaf : 45)

3. Tidak Tersentuh dengan Ayat Kauniyah

Tidak tergerak dengan adanya peristiwa-peristiwa yang dapat memberikan pelajaran, seperti kematian, sakit, bencana dan semisalnya. Dia memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai sesuatu yang tidak ada apa-apanya, padahal cukuplah kematian itu sebagai nasehat.

“Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” (QS.At-Taubah :126)

4. Berlebihan Mencintai Dunia dan Melupakan Akhirat

Himmah dan segala keinginannya tertumpu untuk urusan dunia semata. Segala sesuatu ditimbang dari sisi dunia dan materi. Cinta, benci dan hubungan dengan sesama manusia hanya untuk urusan dunia saja. Ujungnya, jadilah dia seorang yang dengki, egois dan individualis, bakhil dan tamak terhadap dunia. Na'udzubillahi minzaliik...

5. Kurang Mengagungkan Allah

Sehingga hilang rasa cemburu dalam hati, kekuatan iman melemah, tidak marah ketika larangan Allah SWT diterjang, serta tidak mengingkari kemungkaran. Tidak mengenal yang ma'ruf serta tidak peduli terhadap segala kemaksiatan dan dosa. Bahkan di era ini, tindakan meremehkan keagungan Allah SWT kian menjadi, orang "ber-KTP" Islam malah menghina aturan-aturanNya, ramadhan dianggap kesakitan dan derita, bukan dipandang sebagai berkah.

6. Kegersangan Hati

Kesempitan dada, mengalami kegoncangan, tidak pernah merasakan ketenangan dan kedamaian sama sekali. Stress tingkat tinggi. Hatinya gersang terus-menerus dan selalu gundah terhadap segala sesuatu.

7. Kemaksiatan Berantai

Termasuk fenomena kerasnya hati adalah lahirnya kemaksiatan baru akibat dari kemaksiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga menjadi sebuah lingkaran setan yang sangat sulit bagi seseorang untuk melepaskan diri. Seluruh keinginan tolong-menolong dalam keburukan demi tujuan duniawi pun termasuk dalam lingkaran setan kemaksiatan berantai, kolusi dan tipu daya terhadap rambu-rambuNya.



“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang membatu hatinya untuk mengingat Allah.Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Az-Zumar: 22)


Cara Menjauhi Sikap Keras Hati :

- Mengenal Allah SWT, Dia-lah Yang Menciptakan kita dan semesta, segala sesuatu di bumi dan langit adalah milikNya.

- Mengingat bahwa kita akan mati, pasti. Banyak renungan kematian yang sering saya curahkan di berbagai artikel, karena sesungguhnya memang posisi sekarang adalah kita antrian untuk mati.

- Ziarah kubur dan merenungi "bakal ditanya oleh malaikat Munkar & Nakir". :-| Mohon tetap kirim do'a yah kalau saya kelak sudah berada di dalam kubur pula... :-)

- Mempelajari dan berusaha memahami ayat-ayat al-Qur'an. Isi al-Qur'an sudah sempurna, tidak ada kitab lain yang lebih indah dibandingkan kitabulloh.

- Memperbanyak istighfar dan dzikrulloh.

- Menjalin ukhuwah dengan orang-orang shalih.

- Mengingat akan datangnya hari kiamat, hari perhitungan amal.

- Rajin introspeksi diri, pasti kita semua punya khilaf, salah, lalai, keliru dan kekurangan sebagai manusia biasa.

- Tidak menyerah dalam berjuang, segala episode perjalanan hidup adalah perjuangan, yang mengharuskan untuk sabar dan ikhlas serta setia pada cita-cita.

Insya Allah hal ini sebagai pengingat diri saya sendiri, Barokalloh (^-^)


*Pernah disampaikan 3 kali dalam kajian sisters Muslimah, di Bangkok dan Krakow.

Source : “Limadza Taqsu Qulubuna” Al-Qism al-Ilmi Darul Wathan.

Happy Ramadhan!

Walhamdulillah, nanti sambung lagi yah.... ^^Salam Ukhuwah dari Krakow Kuwait, ^-^ 


(twitter : @bidadari_azzam)

:-) Wassalamu'alaykumwrwb.



Thursday, July 11, 2013

Diaspora Indonesia Pecinta Qur’an di Kuwait




Sebelum berada di negara baru yang akan disinggahi, kami selalu berkomunikasi dengan para diaspora Indonesia yang telah lebih dahulu berada disana. Tentu kaum diaspora (perantau) Indonesia selalu ingin saling menebar manfaat dan memperluas jaringan persahabatan. Apabila lokasi sebuah negeri ternyata tak kita dapati info tentang WNI (Warga Negara Indonesia), maka berusahalah menghubungi pihak kedutaan RI di area terdekat dengan wilayah tersebut.

Beberapa bulan sebelum pindah ke Kuwait pun, saya berkenalan dengan beberapa blogger dan wartawan Indonesia (baik yang masih bertugas di Kuwait, maupun yang sudah kembali ke tanah air atau bertugas ke tempat lainnya). Alhamdulillah melalui banyak tautan di kolom komentar sebuah blog, berlanjutlah pertemanan ke sobat WNI lainnya. Kemudian saya mengenal sebuah blog buletin islami ‘projek akhirat’ muslimah (WNI) di Kuwait yaitu Al-Husna.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, materi dan tausiyah dalam lembaran Al Husna ternyata relevan dengan keseriusan sisters Muallaf Krakow dalam mempelajari Al Islam. Ustadzah Latifah Munawarah, MA (Kandidat Doctor di Universitas Kuwait dan merupakan pembina banyak majelis taklim se-Kuwait) dan sisters atau ummahat lainnya pun sangat ramah dan segera membalas email-email kiriman kami, di tengah kesibukan mereka. Syukron jazzakumulloh khoiru jazza, dear…

... baca lanjutannya yang lumayan panjang disini saja : link islampos :-) Bahagianya dalam ber'fastabiqul khoirot', subhanalloh, obat jiwa raga adalah tadabur qur'an serta kencangnya ukhuwah, berulang kali kita pasti merindukan suasana ini, insya Allah...

Barokallohu fiikum , selamat beraktivitas, selamat berjuang sahabat-sahabat! Salam Ukhuwah dari Kuwait ... ^-^ ❤

Tetap saling do'a yah^^ ... Jangan segan bersilaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^

Wassalamu'alaykumWrwb... :-)

Monday, June 24, 2013

Runtuhkan Keluh




Bismillah walhamdulillah…

Suatu hari seorang teman berbagi cerita bahwa hari itu ia amat lelah, “Dua kali lipat capek, remuk badan rasanya…hati pun menjadi panas…” Ujarnya. Aku mengerti perasaannya, sebab ia bilang bahwa teman di sampingnya dalam perjalanan itu adalah sosok yang tak henti mengeluh. Aku pun pernah mengalami hal itu. Kita harus memperbanyak istighfar agar tidak ketularan imbas keluh kesah tersebut. Meskipun sering kali kita menahan diri dengan berusaha tenang untuk menjadi pendengar yang baik, namun jauh lebih sering keluh kesah itu tak punya tujuan jelas, sehingga kalimat yang sama berulang-ulang mampir di telinga seolah lebih buruk dari pada kaset rusak.

... artikel lanjutannya silakan teman-teman baca di IslamPos-link ini :-)

Dalam keadaan banyak peluh, mengalirnya jutaan keluh berefek membuat energi habis. Hidup ini tak akan berubah kalau kita tak berusaha mengubah sendiri. Itulah janji Allah.Dalam keadaan banyak peluh, mengalirnya jutaan keluh berefek membuat energi habis. Hidup ini tak akan berubah kalau kita tak berusaha mengubah sendiri. Itulah janji Allah.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang ada pada diri mereka “ (QS. Ar Ra’d: 11). Masih panjang jalan terbentang, teramat luas dan banyak pintu-pintu rezeki (halal) curahanNya. Masih banyak potensi dan kreasi diri yang harus kita optimalkan, jangan sampai dikaburkan atau terkubur gara-gara keluh. Kalimat keluhan dapat menumpulkan ide dan semangat.

Berbagi rasa dan dekapan bahu dengan saudara tentu menentramkan jiwa, namun harus waspada, bukan tidak mungkin terbitlah kalimat-kalimat keluh, padahal bisa jadi orang di hadapan kita sedang mengalami keterpurukan dan peristiwa yang lebih dahsyat dari pada kita yang berkeluh. Lebih baik diam berhias istighfar sehingga hati menjadi tentram. Jika kita tidak dapat mengurangi beban saudara, minimal hindari banyak mengeluh karena akan menambah beban baginya.

Apalagi tatkala mengingat kondisi saudara-saudari kita di Suriah, Gaza dan area konflik lainnya saat ini. Marilah kita bercermin diri, tak pantas mengeluh tentang makanan ‘pilih-pilih sesuai mood-lidah’, sedangkan mereka disana belum tentu bisa makan. Tak pantas kita sibuk menginginkan sepatu dan baju baru ‘hanya’ gara-gara mengikuti trend fashion updated. Sedangkan di sana, mereka hanya punya satu baju nan melekat di badan. Bahkan kaki atau tangan telah diamputasi sebagai bukti perjuangan. Faghfirlana… Ampuni kami ya Allah.

Allahummansur Islam wal Muslimin, Allahumma A’izzatal Islam wal Muslimin wa Adzillassyirka wal Musyrikin…aamiin Semoga keluh telah runtuh dari jiwa-jiwa suci yang telah siap menanti ramadhan ini… Hadirkan lisan jelita dengan menularkan kalimat hikmah berisi solusi. Semoga Allah melimpahkan kemudahan bagi kita semua dalam mengoptimalkan aktivitas kebaikan, aamiin…Wallohu’alam bisshowab.



Barokallohu fiikum , Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤

Tetap saling do'a yah...^^ Semoga tetap bisa silaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^

Wassalamu'alaykum Wrwb... :-)

Wednesday, June 12, 2013

Mufti Menk in Kuwait (Info)




Assalamu'alaykumwr...

Frwd from email dan my bbm ;-)

Islamic Center of Kuwait (ICK) always strives to provide programs for the benefit of English speaking Muslim community in Kuwait in order to remain steadfast in our Deen and to be successful in this world and in the hereafter.

We are enclosing a flyer of a joint program by ICK with FIMA and IMWA under the patronage of Ministry of Awqaf & Islamic Affairs & Grand Mosque Administration. The main program will be held on 13 June 2013 in International Islamic Charitable Organization Hall (IICO), South Surra (near Civil ID office) immediately after Maghreb prayers. The map of IICO is given in the flyer.

As you know, Mufti Ismail is a powerful and renowned international speaker, Mufti of Zimbabwe and has a large following in the Muslim world, especially among English speaking Muslims.

He will also deliver Friday khutbah on 14 June 2013 in Masjid Al-Othman, Kuwait City. We will also have a lecture in Masjid Al-Othman by Mufti Ismail Menk between Maghreb and Eisha on Friday, 14 June 2014.

Jazak Allah Khair!

(ICK Management)

Walhamdulillah, hope we can come and get more knowledge from his tausiyah... Salam Ukhuwah from Kuwait, ^-^

(twitter : @bidadari_azzam)

Barokalloh, :-) Wassalamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh...

Saturday, June 1, 2013

View of Czerna Kraków (from Azzam's school)

Assalamu'alaykum, dzien dobry! (^-^)



Polskie, Nice view, Subhanalloh!









Czerna Kraków




Musim gugur tahun lalu, grup-grup kelas di Sekolah bang Azzam mengadakan acara jalan-jalan 'semacam camp', menikmati pemandangan Desa Czerna, yaitu sebuah desa yang lokasinya masih berada dalam area kraków, Poland, namun suasananya masih jauh dari modernisasi. :-) Bisa kalian bayangkan bahwa pemandangannya sangat alami, nuansa warna kayu hutan dan gugur daun musim gugur.

Abang Azzam tidak membawa kamera, *baru-baru ini~dia pegang kamera, pas di Kuwait*. Hasil foto-foto adalah kreasi Pak Gurunya yang baik hati, (^-^). Sepulang dari jalan ke czerna kraków, baju yang dikenakan bang Azzam pun beraroma dedaunan khas autumn yang biasanya berwarna coklat kering itu.

Then... pas pindah ke Kuwait ini, pemandangan Czerna Kraków ini ternyata 'mirip-mirip' juga dengan banyak area di padang pasir, hehehe...

Kota kecil di Poland biasanya sangat asri, nyaman dan udaranya segar. Krakow benar-benar ngangeni, terasa jauh berbeda~ rindu dengan udara bersih ketika kami tiba di Jakarta dan Palembang yang sesak dan berdebu :'(, yang langsung kian sesak dengan suasana ramai dan kemacetan lalin. *curcol* Siapa tahu teman-teman jadi berminat meluncur ke Krakow atau kota sekitarnya untuk melanjutkan perkuliahan atau bekerja (^-^), gak nyesel dah kesini... :-)

Czerna (Kraków) banyak dikunjungi oleh grup-grup wisatawan lokal atau sekolah-sekolah di Krakow dan sekitarnya, jadi orang-orang Poland berusaha memanfaatkan sumber daya alamnya buat keperluan belajar pula, selain sebagai area refreshing terutama buat pecinta alam tentunya. Dan yang tetap kukenang adalah di area wisata desa maupun perkotaan disana, 'jarang ada' orang 'error' yang membuang sampah sembarangan (apalagi dengan sengaja!) :-(, sebagaimana yang kusaksikan di tanah Arab saat ini. Faghfirlana...

Walhamdulillah, nanti sambung lagi yah.... ^^ Salam Ukhuwah dari Krakow Kuwait, ^-^

(twitter : @bidadari_azzam)

Semoga bermanfaat, :-) Wassalamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh...

Friday, May 31, 2013

Recitation Qur'an (memorizing) Some Surah by Azzam



Azzam with his grandpa

Azzam with abu Azzam




Assalamu'alaykum sisters and brothers, :-) these are lovely video that show recitation qur'an (memorizing) some surah by our lovely kid, Azzam (^-^) :

Qur'an Surah al-Baqoroh 1-5 and Ayatul Kursyi

Duaa before study, qur'an surah al-fatiha, al-ikhlas, etc...

Qur'an surah Qurroyssyin, an-Nashr, etc...

Alhamdulillah, hopefully it's usefull for all of us, #LoveIslam forever!

Barokallohu fiikum ^-^, don't forget to read Al-Kahf today ;-)...

Syukron jazzakumulloh khoiru jazza, friday mubarok!, Salam Ukhuwah :-)

Keep duas yah...^^, silaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^

Wassalamu'alaykumWrwb... :-)

Tuesday, May 28, 2013

Kabar Krakow :-)

FAREWELL MOMENT :-) sisters in Krakow

Fathin & Zuhud

Sisters Krakow



Salmiya, tepat di hari jum’at berkah… Rasanya lelah itu telah terbasuh tanpa sisa, langkah kaki penat dengan perjalanan 12 jam dari Jakarta-KL-Kuwait memboyong tiga jundi nan super aktif ini tidak sesulit yang dibayangkan orang-orang. Bola mata iba dan penuh duga tak sebanding dengan jutaan pandangan kagum dan pesona, oh Allah!

Kepindahan dari tanah eropa ke negeri teluk bukanlah hal mudah, pengeluaran dana buat terjemahan dokumen-dokumen dalam bahasa Arab, serta legalisasinya ditambah banyaknya pungli di tanah air—amat menempa kesabaran hati. Pemeriksaan kesehatan juga berurusan dengan klinik-klinik khusus (yang bercampur dengan lembaga-lembaga travel umroh serta PJTKI). Sehingga berbeda jika kita berada di luar Indonesia (seperti saat di Poland), kita bisa memanfaatkan asuransi kesehatan untuk pemeriksaan tersebut. Kerumitan dan prosedur bertele-tele itu saya share di blog pribadi.

Selalu ada kemudahan, Fa inna ma’al ‘usri yusra Inna ma’al ‘usri yusra, tiap urusan yang sulit, kenyataannya bisa diselesaikan dengan lancar, berkat kuasa Allah. Sisters di Krakow turut sedih mendengar kabarku dan anak-anak yang masih terpisah dengan abu Azzam. “Kalau tau ribetnya prosedur visa disana, kenapa tidak menunggu di Krakow sehingga anak-anak tetap menyelesaikan sekolahnya, sist?” Tanya seorang sister via email. Masuk ke tanah Poland 2009 lalu, kami bisa datang langsung sekeluarga, tanpa perlu check up di tanah air. Bahkan sehari datang ke Poland, kami langsung bisa mengatur jadwal pemeriksaan kesehatan, urusan bank dan proses resident-card (seperti KTP kalau di Indonesia).


“Karena anak-anak sudah kangen sama grandparents, sist… apalagi sedang libur musim dingin. Dan ternyata musim dingin kali ini sama seperti tiga tahun lalu, hingga awal april Krakow masih berselimut salju, riskan jika saya mengurusi prosedur visa dari Krakow ke Warszawa di musim salju, membawa tiga jundi yang super aktif pula, hehehehe…” Membayangkan keluar kota dengan balutan mantel tebal bersama tiga jundi yang kangen pada bapaknya, sehingga pola tingkah mereka tak dapat diprediksi lagi membuat saudariku tersenyum-senyum sambil menggelengkan kepala sendiri, kali ini ia bercakap via skype. “Masya Allah, I see sister… how strong mommy! I’m sorry that I can’t help you, but you know, I miss you and your boys so much! All of us in Krakow miss your family….” lanjutnya.

Tanda pelukan dari jauh kusematkan, “Oh, sister… you’ve already help me. Give duas, always… Keep duas for my family, it means a lot, dear…” Betapa besar kekuatan do’a. Bahkan di luar logika. Kami lanjutkan percakapan, ada sister Fathin yang berasal dari Malaysia, dia aktif dalam kerja dakwah di sela praktek dan kegiatan perkuliahannya sebagai calon dokter.

Fathin mengatakan bahwa kegiatan belajar membaca al-Qur’an berjalan lancar, Alhamdulillah. Apalagi ada sister Anetta Aisha yang sangat proaktif, setiap jum’at cuti dari kantor demi bertemu saudari lainnya di masjid. Mereka sisters yang gigih dan menampakkan kecintaan terhadap islam. Sister Anetta Aisha adalah sister yang mengantarkan kami sekeluarga ke bandara di awal pagi pada hari terakhir di Krakow. Ia berkata, “Actually honey, I feel so lonely… after that, I feel very happy because I have you and your family here in Krakow. But I will be happy if you are happy. Go with your smile, dear! I know, our destination is same…. Take care…. Please take care the children well, kochane…” banjir mata kami, basah pipi kami, dan orang-orang di bandara sibuk memotret adegan dramatis itu.

Sambungannya baca di link Islam Pos ini saja yah ^-^

Salam Ukhuwah, keep optimis! :-)

Barokalloh selalu (^-^)