Thursday, August 11, 2011

Surga Menurut Mereka

ilustrasi...Ini pemandangan Danau Lausanne, Swiss


Ada sebuah sajak pendek, pengarangnya anak SD yang namanya tak kuingat lagi, dulu pernah kubaca di majalah anak-anak, dan sajak itu beberapa waktu lalu pernah terdengar lagi dari mulut seorang anak remaja dengan redaksi yang berbeda tapi ada kemiripan kata-kata. Kira-kira begini bunyinya :

Apa itu Surga

Kata Mama, “Surga itu indah”
Lalu kutanya, “Adakah gunung dan pantai di sana?”
Kata Mama, “Di sana semua ada, pemandangan indah yang tak bisa terlukiskan”
Kutanya lagi, “Adakah roti keju dan susu coklat kegemaranku?”
Kata Mama, “Semuanya ada. Tuhan menyediakan segalanya di surga”
Dan aku bertanya lagi, “Kalau begitu, bolehkah aku sekarang pergi kesana, duhai Mama?”
Tiba-tiba mama menangis seraya memelukku
Kutanya pada mama, “Kenapa mama menangis?”
Mama menatapku lekat-lekat sambil berurai air mata
Lalu mama berucap, “Jangan sekarang, yah sayang… Jangan tinggalkan mama”
Aku bingung, Apa itu surga


Susi, anak remaja itu, yang juga memiliki sebuah blog pribadi, sebelum menutupkan mata selamanya, ia bercerita bahwa sajak pendek itu ia bacakan di depan orang tuanya. Terbayang sedihnya, hati ortu Susi pasti amat berduka, di kala membacakan itu, Susi kan sudah terkapar di rumah sakit, selalu terapi pengobatan karena kanker yang diidapnya. Dan pasti semua orang tua akan menitikkan air mata kalau anaknya membaca sajak tersebut dengan penuh penghayatan. Kesucian jiwa anak-anak mengantarkan kesederhanaan berpikir dalam menggapai impiannya.

Saking menggambarkan kenyamanan dan bahagianya kata “surga”, setiap orang bisa punya sudut pandang masing-masing saat melukiskan maknanya. Misalkan abah Cecep yang tukang becak, tetanggaku di bandung dahulu, beliau bilang, “Wah, kalau abah tiap hari kan nyetir becak, mungkin kalau pas bisa nyetir sedan mewah, berasa kayak di surga yah…hehe”, candanya. Ada-ada saja, si abah.

Lain lagi pikiran Mang Udin yang kerja di proyek bangunan, selalu kerja keras dari subuh sampai menjelang malam. Sampai-sampai Mang Udin pernah nyeletuk, “Haduh, Saya mah gak ada hari libur, susah ngambil cuti kayak yang kerja kantoran. Kalau Mang Udin ini cuti seharian, bisa tidur seharian sambil maen sama anak-anak, terus tidur lagi dan makan enak, wah, ibaratnya sedang berada di surga dong yah…”. Semua yang mendengar jadi tersenyum.

... Lanjut disini aja yah bacanya, afwan baru di-share...link Kisah-Eramuslim berikut, ;-)

Salam Ukhuwah selalu, Barokalloh (^-^)

No comments:

Post a Comment