Sambungan dari berita 1, :-)
III. Kegiatan Sederhana Muslim Krakow
Gambar : Dua jam dari Krakow, @Rabka, pada hari anak 2010, kami ikut meramaikan ‘Arabic Day’, tampak anak-anak Poland antusias meminta contoh tulisan kaligrafi nama masing-masing di lengan mereka
Gambar : Suasana Taman Kota Kecil Rabka, saat hari anak 2010 ‘Arabic Day’
Gambar : Atas inisiatif para ibu, kadang-kadang kami berkumpul 3 atau 4 keluarga muslim (kami di Krakow berjauhan tempat tinggal), memasak dan makan siang bersama, mengulang kajian tafsir, serta mengajak anak-anak bermain bersama
Beberapa kali pula, penulis mencoba mengadakan kegiatan ‘up-grade’ diri bersama beberapa muslimah lain, kami belajar membuat roti, yogurt, menu masakan keluarga antar-negara, dll.
Alhamdulillah...
Gambar : Beberapa brothers telah memulai jadwal ‘piket’ agar sholat wajib dapat diadakan di masjid Krakow. Biasanya di waktu dzuhur atau ashar, dan kesulitan utama adalah belum adanya WC, sehingga jika urgent harus ke WC, maka harus keluar mencari WC umum di mall terdekat.
Gambar : Seorang sister berkumpul dengan anak-anak, kami menggunakan ‘bahasa senyum’ jika tak saling mengerti. Sebab hanya dua orang muslimah yang terbiasa menggunakan bahasa Inggris, kebanyakan muslimah lainnya berbahasa Arab, ada pula yang muallaf-berbahasa Poland.
Gambar : Brothers dan keluarga di Krakow sesekali saling berkunjung/ silaturrahim dan melaksanakan sholat wajib berjamaah serta berdiskusi atau saling bertukar beragam informasi
IV. Terbuka Ladang Amal : Turut Membangun Masjid Krakow
Allah SWT berfirman, artinya, “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? mereka itu tidak pantas masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat azab yang berat.” (Q.S. Al-Baqoroh[2]: 114)
Saudara-saudari seiman, di antara brothers @Krakow yang sangat peduli pada sholat jum’at, saya melihat sendiri akan perjuangan keras mereka sewaktu mencari-cari “dimanakah komunitas muslim Krakow?”, dimanakah masjid, dimanakah saudara kami ?
Mereka yang rela berjalan kaki jauh, bermodalkan peta---yang tidak pasti, di tengah badai salju, juga mereka yang berlari “absen” kuliah (yang mana banyak perkuliahan dilakukan “pas” waktu sholat jum’at) dua kali dalam sebulan demi menjaga kewajiban yang satu ini. Ada pula yang sengaja cuti kerja demi mencari tempat sholat jum’at di Krakow sewaktu awal pindah kesini. Bahkan terlihat bahwa hal ‘base-camp’ ummat Islam ini bukanlah sekedar kewajiban, melainkan adalah sebuah kebutuhan primer, mereka merindukan ukhuwah islamiyah. Di tahun 2010, satu-satunya kota ‘agak besar’ di Poland yang masih belum punya masjid adalah Krakow. Maka, saat bulan maret 2011 lalu, masjid Krakow bisa terwujud, sungguh nikmat-Nya ini amat kami syukuri, walhamdulillahi robbil ‘alamiin.
Di area yang mana ‘kebiasaan minum’ sehari-hari adalah meneguk alkohol, ‘salam cium pipi-bibir’ adalah ungkapan pertemuan dan perpisahan yang merupakan tradisi saling menghargai meskipun dengan berlainan jenis (non-mahram), yang mana penduduknya kebanyakan masih ‘terbiasa’ budaya hidup zaman komunis, misalkan buka atau ganti baju di jalan, buang air kecil di belakang appartemen orang lain atau di taman, bahkan masih banyak pasangan remaja yang ‘lebay’ melakukan perbuatan tak-pantas di muka publik (misalkan saling meremas-remas bagian sensitif di atas tram atau di mall atau di bus). Naudzubillahi minzaliik. Maka kehadiran masjid Krakow bagai merupakan setetes air penghilang dahaga saat ini, mencintai masjid, agar lahir kerinduan yang mendalam kepada-NYA, untuk memakmurkan rumah-Nya, berharap semoga diri ini senantiasa berpeluk hidayah-Nya, hanya takut dan hanya bermohon kepada-Nya, meraih cita kemuliaan dari-Nya.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)
Pada akhir april 2011 lalu, jamaah muslim krakow telah mengumpulkan ‘projek infaq keluarga’ masing-masing guna mencukupkan pembayaran dana pemasangan listrik di masjid. Insya Allah minggu ini listrik telah terpasang.
Dalam waktu dekat, tidaklah muluk-muluk cita-cita kami, berharap bisa ada WC dan tempat wudhu serta “ummahat” bisa segera turut aktif meramaikan masjid---membawa kanak-kanak dan mendidik mereka agar mencintai ‘base-camp ummat’, saling mengajari dan mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran, amiin ya Robbi. Adalah melakukan investasi yang tak kenal rugi, ‘berbisnis dengan Allah ta’ala’, sebagaimana jaminan pesan Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang mendirikan masjid, Allah akan mendirikan sebuah rumah baginya di surga” (H.R.Muslim).
Insya Allah, kami pun memiliki seabrek rencana lain (dan hanya Allah SWT yang berhak memilihkan ketetapan-Nya), misalkan mempunyai website khusus untuk menginformasikan keislaman di Krakow serta di Poland secara umumnya, melakukan publikasi masjid Krakow kepada masyarakat sekitar (terutama para pendatang dan turis asing, apabila muslim/ah biasanya mengalami kesulitan mencari masjid), membuat dapur mini dan layanan internet agar brothers bisa bergantian mabit dengan betah, dan terutama rencana terdekat menjadikan ruangan masjid ini lebih layak (memperbaiki dindingnya) guna menyambut bahagia awal ramadhan beberapa bulan lagi. Momen itu akan menjadi ‘tarawih pertama’, ramadhan pertama di masjid Krakow bagi seluruh keluarga muslim di Krakow, insya Allah.
Apabila saudara-saudari di berbagai belahan bumi Allah memiliki keterbukaan hati untuk ikut berkontribusi, dengan ini saya informasikan cara menyalurkan dana untuk keperluan masjid Krakow :
Dana terpusat, secara resmi dikirimkan ke :
Liga Muzulmanska w RP (Muslim League in Poland)
Dengan Swift code : PKOPPLPW
Dengan Info pengiriman : Bantuan Untuk Masjid Krakow
Nomor Rekening :
Untuk pengiriman menggunakan (kurs)Zloty-PLN : 25 1240 1154 1111 0000 21490604
Untuk pengiriman menggunakan (kurs)USDollar : 38 1240 1154 1787 0000 21490617
Untuk pengiriman menggunakan (kurs)Euro : 75 1240 1154 1978 0000 22657981
(sebaiknya mengirimkan dana secara bersama-sama dalam suatu majelis/komunitas agar menghemat biaya kliring)
Kemudian, mohon kirimkan konfirmasi mengenai info transfer antum/antunna tersebut (data donatur, jumlah donasi, tanggal pengiriman) ke email address brother Abu Azzam Al-Indonesia : anggana@gmail.com (mewakili muslimsinkrakow@googlegroups.com), dengan subjek “Donasi Masjid Krakow”.
Syukron jazzakumulloh khoiru jazza atas iringan do’a, Salam Ukhuwah dari Krakow! wassalamu’alaykum warohmatulloh wabarokatuh.
By : bidadari_Azzam, subuh, 30 mei 2011
(nara sumber : Doctor Haisyam, brother Abu Azzam, brother Imron, brother Osama,dll)
Tuesday, May 31, 2011
Cita-Cita Mewujudkan Masjid Krakow ... (berita 1)
Dear Muslims, Assalamu ‘Alaikum! Thank you for contributing to the Islamic Finder site. The record: Islamic Center, Krakow is located at: http://www.islamicfinder.com/getitWorld.php?id=106656
Setelah link tersebut di-klik, tampillah (dalam bentuk table) :
Islamic Centre, Krakow
Last Updated: 2011-04-02
Address: Islamic Centre, Krakow
Jana Sobieskiego 10, Krakow,
Krakow, Malopolskie , POLAND
Email: muslimsinkrakow@googlegroups.com
General Information: Islamic Center
Activities 1: 1/4/2011-: Friday,Pray,1 PM
Prayer Times | Update it!
Allahu Akbar!!! Berita membahagiakan itu sangat dinantikan. Ulitsza Jana Sobieskiego 10, Krakow, di lantai ‘under ground’ alias ruangan pengap di bawah lantai 0 (nol), posisi ruangan yang diserahkan dewan kota Krakow untuk keperluan izin ibadah ummat muslim disini. ‘Surat Izin’ berikut kunci ruangan itu tidaklah mudah didapat, brothers kita mengawali langkah beraninya mewujudkan masjid sejak 35 tahun silam. Dan seperti biasa, sebagai kalangan minoritas, yang mana anggota parlemen terdiri dari komunitas katholik dan yahudi, hampir tak mungkin mewujudkan sebuah masjid di kota kelahiran Paulus ini.
I. Sedikit Gambaran Kota Krakow
Gambar-gambar : Suasana Pusat Jalan-jalan Para Turis, Krakow
Kraków (Polandia, pengucapannya: [krakuf])juga Krakow, atau Cracow (Inggris / krɑkaʊ, kræk-,-oʊ /), dalam info wikipedea adalah yang kedua terbesar dan salah satu kota tertua di Polandia. Terletak di Sungai Vistula (Polandia: Wisła) di wilayah Polandia Kecil, kota aktif kembali abad ke-7, Kraków secara tradisional menjadi salah satu pusat terkemuka kehidupan akademis, budaya, serta artistik Polandia dan merupakan salah satu penyokong yang paling penting bagi ekonomi pusat. Itu adalah ibukota Polandia di tahun 1038-1596, ibukota (Kadipaten) Agung Kraków 1846-1918, dan ibukota Kraków Voivodeship dari abad ke-14 hingga tahun 1999. Sekarang ibukota dari Provinsi Polandia Kecil (sebutannya : Małopolska/ Małopolskie).
Kota ini telah berkembang dari sebuah pemukiman Zaman Batu ke kota kedua Polandia yang paling penting. Ini dimulai sebagai sebuah desa pada Wawel Hill dan sudah dilaporkan sebagai pusat perdagangan yang sibuk ‘Slavonic Europe’ pada tahun 965. Dengan pendirian universitas-universitas baru dan tempat-tempat budaya pada munculnya Republik Polandia dan sepanjang abad ke-20, Kraków menegaskan kembali perannya sebagai pusat akademik dan artistik utama nasional. Luasnya adalah 326,8 km² sedangkan penduduknya berjumlah 757.500 jiwa, di tahun 2004.
Setelah invasi Polandia oleh Nazi Jerman pada awal Perang Dunia II, Kraków berubah menjadi pusat pemerintahan bagi ibukota Jerman secara umum. Penduduk Yahudi di kota itu pindah ke sebuah zona khusus (zona berdinding) yang dikenal sebagai Ghetto Kraków, yang kemudian di’kisahkan’ bahwa mereka dikirim ke camp-camp pemusnahan seperti Auschwitz dan kamp konsentrasi di Płaszów. (Jarak dari pusat kota Kraków ke Auschwitz adalah sekitar satu setengah jam)
Pada tahun 1978, Karol Wojtyla, Uskup Agung Kraków, diangkat menjadi kepausan sebagai Paus Yohanes Paulus II -Slavia paus pertama kalinya, dan Paus non-Italia pertama dalam 455 tahun. Juga pada tahun itu, UNESCO menyetujui the first sites for its World Heritage List (daftar warisan dunia), termasuk seluruh kota tua di dalam seluruh potongan bangunan bersejarah di pusat kota.
Gambar-gambar di atas adalah penulis ambil di tempat area jalan-jalan para turis di Krakow, antara lain : Main Market Square, Wawel Castle (bentuk istana, di dalamnya ada pemakaman para pahlawan Polandia serta yang terbaru adalah makam Presiden Lech Kaczynski yang meninggal pada 10 april 2010 lalu), Barbican, St. Mary's Basilica, St. Peter and Paul Church, Collegium Maius, Narodowy Teatr, dan sekitarnya. Sekitar satu jam-an dari Krakow, ada Auschwitz serta Wieliczka Salt Mine yang pernah penulis ceritakan melalui rubrik oase-iman.
Para turis yang datang ke Krakow biasanya ‘mampir’ pula ke Warszawa, dan kota lain di negara sekitarnya, misalkan ke Praha, Slowakia, dan Lithuania.
Dewasa ini telah makin banyak “misionaris” dari berbagai aliran dan jenis keagamaan, termasuk ‘diistilahkan new age’, atau ada juga ‘agama semu’ yang ternyata atheisme berkembang di berbagai belahan Eropa, termasuk di kota kecil ini. Namun efek lain dari berbagai tanya-jawab ragam agama dan rasa penasaran masyarakatnya, ujung-ujungnya mereka mencari tahu pula tentang Al-Islam, satu-satunya keselamatan dunia dan akhirat. Maka itulah, jumlah muslim/ah terus-menerus bertambah.
II. Perjuangan Muslim Kraków Mewujudkan Masjid
Muslim League di Poland “baru aktif” di awal tahun 2000-an. Muslim League in The Republice of Poland (Liga Muzulmanska w RP) yang memiliki peranan besar dalam memberikan berbagai informasi bagi para pendatang muslim di Poland umumnya, terutama menjadi sarana pembimbing dan pusat dakwah islam, tatkala mulai banyak peningkatan para muallaf (disebabkan meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap islam, seiring peningkatan arus pertukaran pelajar, mahasiswa serta bertambahnya jumlah universitas yang ada di Poland), mereka merasa amat memerlukan pelajaran-pelajaran keislaman yang lebih mendalam. Sebenarnya umat islam sudah dikenal lama sebagai bagian komunitas Polandia, biasa disebut ‘suku Tar-Tar”, yang dalam sejarah perjuangan bangsa Poland, suku Tar-Tar merupakan para pejuang yang hebat dan rela berkorban demi bangsa dan negaranya. Hanya saja, komunitas ini benar-benar membaur sebagai masyarakat asli (pribumi), ada yang tetap terbiasa meneguk minuman beralkohol, menikah dengan pasangan berbeda agama (contohnya : muslimah menikah dengan orang Poland yang katholik, dll), yang tidak bisa membaca qur’an, dan seabrek permasalahan lain sebagai ketidak-tahuan akan hukum-hukum islam, dan inilah tugas para da’i/da’iyah di berbagai sudut Polandia. Satu persatu, kota di Poland pun memiliki ‘islamic centre’ yang berada dalam naungan organisasi resmi Liga Muslim Poland tersebut.
Adalah Doctor Haisyam, 30 tahun lebih beliau telah berada di Krakow. Ia memimpin Liga Muslim Krakow, yang mana selama ini telah tiga kali ditolak saat mengajukan permohonan “ruangan masjid”. Padahal, sempat disebut-sebut pada tahun 2007-2008, adanya Yayasan Al-Fan yang dimotori oleh brother dari Libya, merencanakan pendirian gedung resmi sebagai ‘tempat berkumpulnya’ muslim di Krakow. Berita itu sempat menjadi ‘hot-news’ di beberapa surat kabar lokal, namun kemudian hilang tanpa ada kelanjutan, sang brother pun entah bagaimana kabarnya, semoga Allah melimpahkan perlindungan terbaik baginya.
Selama ini, Doctor Haisyam dan brothers lain (yang sangat mencintai agama-NYA) selalu menyewa ruangan kecil (hanya ruangan itu saja yang tersedia), ukurannya sekitar 3x5meter dengan satu pemanas ruangan, mereka mengumpulkan uang rutin setiap jum’atan, uang itu diharapkan dapat mencukupi biaya sewa ruang per bulan (kalau di-kurs-kan dalam rupiah, sekitar 2 juta rupiah lebih biaya sewanya). Mereka pun membuat sebuah yayasan keislaman lain dengan sedikit sisa harta yang ada karena menurut info yang beredar di parlemen kota, ruangan masjid tidak dikabulkan oleh dewan kota karena urusan keuangan pula, takut tak ada yang merawatnya (meskipun dewan kota telah meminta ratusan tanda-tangan dari kami semua sebagai bukti bahwa kami muslim di Krakow). Jadi, ruangan kecil yang dulu selalu disewa itu, situasi tiap jum’at selalu “tak pasti”, pernah mereka harus berpindah lokasi, bergantian ke appartemen brother lainnya jika ruangan itu disewa oleh komunitas lain di jam yang sama, hari jum’at, misalnya pernah sedang disewa oleh orang latihan musik, oleh organisasi olahraga, untuk latihan pijat dan dansa, dsb. Sungguh miris, bahkan pernah saudara-saudara kita ini harus ekstra bersabar, karena terpaksa sholat jum’at di sebuah ruangan yang hanya bersekat tipis dengan sebuah bar. Astaghfirrulloh…
Doctor Haisyam sungguh bijak dan penyabar, ia sudah banyak mengecap pahit manisnya perjuangan dakwah. Tantangan bagi muslim di Krakow yang dikatakan beliau adalah kesulitan untuk bersatu, selama ini para mahasiswa berkelompok-kelompok kecil melaksanakan sholat jum’at, dengan beragam alasan seperti ketatnya jadwal perkuliahan, jarak yang berjauhan dengan kendala transportasi dan banyak yang menolak untuk disatukan dalam perjuangan mewujudkan masjid ini. Ada pula kelompok syi’ah yang benar-benar menolak bergabung. Tantangan lain, para mahasiswa sulit konsisten menyediakan waktu untuk kegiatan keislaman, belum lagi perbedaan bahasa, waduh, banyak sekali ‘salah komunikasi’, brothers disini yang kukenal aktif di masjid adalah mereka yang memang sudah bekerja (professional/ekspatriat), sebagai dosen atau ilmuwan, ada pula yang memang masih mahasiswa nan memiliki tekad yang kuat dalam menjaga diri di tengah masyarakat Krakow nan religious sebagai umat katholik. Brothers pendatang tersebut berasal dari Indonesia, Libya, Egypt, Turkey, Palestina, Pakistan, India, Jordania, Bangladesh, Afghanistan, Serbia, Maroko, serta dari negara-negara jazirah arab, dll.
Gambar salah satu ruangan apartemen mini yang pernah dijadikan tempat sholat jum’at pula
Beberapa bulan lalu, kembali Doctor Haisyam mengajukan proposal kepada wali kota baru (yang sudah terpilih lagi), proposal yang berisikan permintaan ruangan yang mantap dan resmi untuk dipergunakan beribadah bagi ummat muslim di Krakow. Suatu dukungan yang besar diperoleh pula dari seorang sohib yang berpangkat tinggi dalam parlemen kota, yang mana beliau telah memeluk islam (muallaf), walhamdulillah, kali ini terkabul. Allahu Akbar!
Tepatnya awal musim semi di bulan maret lalu, ruangan di lantai UG (under ground) sudut kota tua itu diserahkan secara resmi untuk disewakan secara tetap (permanent) kepada ummat muslim di Krakow, untuk dirawat, dipergunakan untuk keperluan kegiatan ibadah keislaman.
(gambar 1)
(gambar 2)
(gambar 3)
(gambar 4)
(gambar 5)
Gambar 1 adalah ruangan utama yang pertama kali dibersihkan oleh para saudara kita tersebut, mereka membawa karpet/ permadani tipis&lebar yang telah lama dibeli (biasanya dititip di apartement salah seorang brother, tiap jum’at dibawa ke ruangan/ tempat sewa yang lama). Sekarang ruang ini telah dipergunakan untuk sholat jum’at sejak 1 april 2011.
Gambar 2 adalah salah satu lampu, masih mati, sebab ruangan masjid ini benar-benar memerlukan renovasi, belum ada aliran listrik, belum ada WC (tempat wudhu/MCK), sehingga pemanas ruangan belum menyala, namun syukur walhamdulillah sekarang masih belum memerlukan pemanas, summer, insya Allah kelak di awal musim dingin, sudah dialiri pemanas ruangan, amiin.
Gambar 3, Meskipun di lantai UG, pantulan cahaya matahari kadang-kadang masuk melalui celah jendela di ruang utama.
Gambar 4, dinding di ruangan lain, memiliki jendela pula, sesekali pantulan sinar matahari menyoroti ruang ini. Saudara kita harus membawa air sendiri untuk berwudhu atau berwudhu dari rumah masing-masing saat akan melaksanakan sholat jum’at.
Gambar 5, dipotret dari dalam (suasana gelap tanpa listrik), itu adalah pintu masjid.
Jadi, masjid Krakow ini terdiri dari lima ruangan berukuran sedang & bersekat, yang rencananya akan dibangun tempat wudhu serta WC terpisah laki-laki dan perempuan. Akan dibuat hijab untuk jamaah muslimah, secara perlahan akan dibuat ruangan kantor mini sebagai Islamic-Centre Krakow, perpustakaan, serta sekarang sedang diajukan permohonan izin tambahan ke dewan kota agar ruangan bersekat lain bisa dipakai untuk kantin “penjualan menu makanan muslim” (halal-food).
Selama ini, kami sesekali memperoleh daging sapi atau ayam halal setelah “memesan khusus” dengan brother yang rutin membeli daging di kota lain (sejam dari Krakow), penyembelihnya biasa rutin datang dari kota lain pula atau dari UK. Subhanalloh…
(insya Allah bersambung....) silakan info singkat dapat dilihat di link Eramuslim berikut yah... :-)
Salam Ukhuwah dari Krakow (^-^)
Labels:
#CatatanCintaNyadiKrakow,
#Info,
bidadari_Azzam,
Inspiring,
Islam,
Krakow,
Love Islam,
Masjid,
My Azzam,
Poland,
Sisters
Monday, May 30, 2011
Tangisan Sehat Dalam Belaian-Nya
^-^ ❤
Menangis dalam arti keluarnya air mata sebagai ungkapan hati ternyata adalah aktivitas menyehatkan, bahkan semua bayi yang baru lahir selalu ‘dinantikan’ tangis pertamanya sebagai tanda organ pernafasannya telah berfungsi dengan baik.
Dalam sebuah tulisan Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim—Sehari Di Kediaman Rasulullah SAW, Dari Anas bin Malik radhiallaahu’anhu, ia berkata, “Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pernah membawa putra beliau bernama Ibrahim, kemudian mengecup dan menciumnya.” (HR. Al-Bukhari)
Kasih sayang tersebut tidak hanya terkhusus bagi kerabat beliau saja, bahkan beliau curahkan juga bagi segenap anak-anak kaum muslimin. Asma’ binti ‘Umeis radhiallaahu ‘anha —istri Ja’far bin Abi Thalib— menuturkan, “Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam datang menjengukku, beliau memanggil putra-putri Ja’far. Aku melihat beliau mencium mereka hingga menetes air mata beliau. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah telah sampai kepadamu berita tentang Ja’far?” Beliau SAW menjawab, “Sudah, dia telah gugur pada hari ini!” Mendengar berita itu kami pun menangis. Kemudian beliau pergi sambil berkata, “Buatkanlah makanan bagi keluarga Ja’far, karena telah datang berita musibah yang memberatkan mereka.” (HR. Ibnu Sa’ad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Rasulullah SAW telah memberikan contoh kepada kita bahwa tangisan adalah suatu hal lumrah dalam pengungkapan kasih sayang. Ketika air mata Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasalam menetes menangisi gugurnya para syuhada tersebut, Sa’ad bin ‘Ubadah Radhiallaahu ‘anhu bertanya, “Wahai Rasulullah, Anda menangis?” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab,“Ini adalah rasa kasih sayang yang Allah Ta’ala letakkan di hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya hamba-hamba yang dikasihi Allah Ta’ala hanyalah hamba yang memiliki rasa kasih sayang.” (HR. Al-Bukhari)
Ketika air mata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menetes disebabkan kematian putra beliau bernama Ibrahim, Abdurrahman bin ‘Auf radhiallaahu ‘anhu bertanya kepada beliau, “Apakah Anda juga menangis, wahai Rasulullah?” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab,“Wahai Ibnu ‘Auf, ini adalah ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan air mata. Sesungguhnya air mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami tidak mengucapkan kecuali yang diridhai Allah Ta’ala. Sungguh, kami sangat berduka cita berpisah denganmu wahai Ibrahim.” (HR. Al-Bukhari)
Allahu Akbar!
...
Lanjutkan bacaannya di kisah-Eramuslim, link ini yah teman-teman.... :-)
Barokalloh always, Salam ukhuwah dari Krakow!
(^-^)
Di rumah sakit secara tak sengaja, kami melihat sekumpulan orang yang tengah mengerubuti seorang kakek, ternyata kakek tersebut sedang bercerita duka bahwa kondisi sang istri mengalami penyakit ‘langka’, yang mana harus menangis sebagai obatnya. Namun si nenek tetap belum bisa menangis meski telah diupayakan cara-cara tradisional dan obat dari dokter, yang keluar dari mata terkadang adalah tetes darah atau seperti nanah, naudzubillahi minzaliik.
Menangis dalam arti keluarnya air mata sebagai ungkapan hati ternyata adalah aktivitas menyehatkan, bahkan semua bayi yang baru lahir selalu ‘dinantikan’ tangis pertamanya sebagai tanda organ pernafasannya telah berfungsi dengan baik.
Dalam sebuah tulisan Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim—Sehari Di Kediaman Rasulullah SAW, Dari Anas bin Malik radhiallaahu’anhu, ia berkata, “Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pernah membawa putra beliau bernama Ibrahim, kemudian mengecup dan menciumnya.” (HR. Al-Bukhari)
Kasih sayang tersebut tidak hanya terkhusus bagi kerabat beliau saja, bahkan beliau curahkan juga bagi segenap anak-anak kaum muslimin. Asma’ binti ‘Umeis radhiallaahu ‘anha —istri Ja’far bin Abi Thalib— menuturkan, “Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam datang menjengukku, beliau memanggil putra-putri Ja’far. Aku melihat beliau mencium mereka hingga menetes air mata beliau. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah telah sampai kepadamu berita tentang Ja’far?” Beliau SAW menjawab, “Sudah, dia telah gugur pada hari ini!” Mendengar berita itu kami pun menangis. Kemudian beliau pergi sambil berkata, “Buatkanlah makanan bagi keluarga Ja’far, karena telah datang berita musibah yang memberatkan mereka.” (HR. Ibnu Sa’ad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Rasulullah SAW telah memberikan contoh kepada kita bahwa tangisan adalah suatu hal lumrah dalam pengungkapan kasih sayang. Ketika air mata Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasalam menetes menangisi gugurnya para syuhada tersebut, Sa’ad bin ‘Ubadah Radhiallaahu ‘anhu bertanya, “Wahai Rasulullah, Anda menangis?” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab,“Ini adalah rasa kasih sayang yang Allah Ta’ala letakkan di hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya hamba-hamba yang dikasihi Allah Ta’ala hanyalah hamba yang memiliki rasa kasih sayang.” (HR. Al-Bukhari)
Ketika air mata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menetes disebabkan kematian putra beliau bernama Ibrahim, Abdurrahman bin ‘Auf radhiallaahu ‘anhu bertanya kepada beliau, “Apakah Anda juga menangis, wahai Rasulullah?” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab,“Wahai Ibnu ‘Auf, ini adalah ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan air mata. Sesungguhnya air mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami tidak mengucapkan kecuali yang diridhai Allah Ta’ala. Sungguh, kami sangat berduka cita berpisah denganmu wahai Ibrahim.” (HR. Al-Bukhari)
Allahu Akbar!
...
Lanjutkan bacaannya di kisah-Eramuslim, link ini yah teman-teman.... :-)
Barokalloh always, Salam ukhuwah dari Krakow!
(^-^)
Saturday, May 7, 2011
❤Karena Bimbingan-Mu❤
Hasby Robbi Jalallah
Mafi qalby Illallah
Alalhadi Shalallah
Laa Ilaa ha Illallah
Di tengah perjalanan nafas kehidupan nan harus selalu kita syukuri, sering kali kita memiliki hati yang lapang dengan kesyukuran yang selalu bertambah saat berjumpa dengan saudara-saudari lain yang sudah merasakan ujian nan lebih dahsyat dari pada yang kita rasakan. Begitulah dengan diri ini, ketika atas kelalaianku sendiri terpeleset di lantai, serta seabrek problema jangka pendek yang harus segera diselesaikan, sungguh beruntung masih dapat menyempatkan diri mendengar keluh kesah dari sahabat dan teman-teman yang jauh.
Tak kusangka Ibu Tika yang penyabar dan selalu berprilaku lemah lembut serta penuh keyakinan diri, saat ini sedang kalut dan merasa ‘hancur’ hidupnya, permasalahan yang menyangkut hubungan antar-keluarga besarnya telah membuatnya sedemikian rapuh. Kala beliau telah begitu banyak menghabiskan energi, waktu, harta dan curahan kasih sayang buat keluarga besar serta para tetangga, ternyata balasan dari ‘yang dibantu’ malah kedengkian dan fitnah yang keji buatnya. Bu Tika merasakan amat terpukul, sebab fitnah memang biasanya lebih kejam dari pembunuhan.
Prihal kecewa juga pernah diungkapkan Bang Sato, selama ini ia merasa telah berbuat kebaikan yang amat banyak, siapa saja yang membutuhkan selalu ia bantu dengan segera. Namun tatkala bisnisnya mampet, kemudian ia harus gulung tikar dan memulai bisnis kecil-kecilan yang baru, ia merasa gemas dan kesal melihat orang-orang yang biasa menikmati bantuannya malah saat itu tak peduli akan kesulitannya. Bang Sato merasa bahwa ketika ia membantu seseorang, selalu penuh pengorbanan dan memaksimalkan bantuannya. Sedangkan di saat ia berhadapan dengan kesulitan dan perlu bantuan seperti masa ini, maka yang ia lihat, teman-teman atau saudara dekat yang dimintai bantuan seolah dengan mudah mengatakan ‘tak bisa’ tanpa mengoptimalkan usaha membantunya. Mungkin perasaan nurani Bang Sato itu pernah pula terjadi pada diri kita semua.
Demikian pula seorang Fulan, yang terbiasa ringan tangan menolong teman-temannya, selalu jadi orang pertama yang turun tangan ketika diperlukan siapapun orang di sekitarnya, lalu di suatu ketika ia yang sedang urgen membutuhkan pertolongan, malah merasa ‘dicuekin’ teman-temannya, duh sungguh perih hatinya, Fulan merasa amat bersedih.
Dan beruntung ketika berjumpa Ummu Izzah, seorang wanita berdarah Palestina, seolah bab tentang keikhlasan dalam menyandarkan hidup pada-NYA, kembali diajarkan oleh sister yang satu ini. Ummu Izzah amat jarang keluar rumah, suaminya adalah student, dari daerah tepi-barat, mereka berhasil merantau ke old-town Krakow, karena sang suami memperoleh bea siswa untuk melanjutkan pelajarannya. Kita sudah tau bagaimana ‘panasnya’ situasi di tanah Palestina, dan ternyata hal itu tidak menyurutkan secuil pun langkah kaki untuk maju dan berprestasi bagi muslimin di sana.
Lanjutkan baca di link oase iman-Eramuslim ini yah, saudara-saudariku, :-)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah [94] : 5-8)
Semoga kita selalu dapat memetik hikmah-Nya,❤
Barokalloh always, salam ukhuwah dari Krakow! (^-^)
Friday, May 6, 2011
Betapa Dekatnya Pertolongan Allah
Secuil curhat....Lagi-lagi terkejut, Betapa dekatnya pertolongan-Mu...
Semoga Allah ta'ala senantiasa melimpahkan tambahan ilmu-Nya kepada kita semua, amiin...
Hari-hari yang penuh hujan di awal musim semi. Dua minggu lebih, kami di Krakow sedang memiliki permasalahan nan kompleks, sibuk luar biasa. Selain sulitnya bergerak akibat usai terpeleset di lantai sehingga aliran darah tidak lancar dan mengharuskanku bolak-balik ke dokter, anak-anak pun sedang flu berat saat pergantian musim. Terbayanglah ribetnya urusan dalam rumah karena di awal mei, kami berencana menempati appartemen yang baru, sedangkan urusan packing di appartemen lama masih berjalan sekitar 20 persen. Dan liburan panjang dengan suhu yang masih naik-turun menyebabkan stok makanan di rumah menipis, tak ada kedai atau supermarket yang buka.
Seminggu sebelum itu sebenarnya adalah suasana yang lumayan membahagiakan bagi muslim Krakow, sebab perjuangan mewujudkan sebuah masjid di kota ini sudah memiliki titik terang. Hanya dikarenakan liburan panjang di hari yang disebut-sebut perayaan paskah bagi kebanyakan penduduk sini, maka pemasangan listrik di ruangan masjid masih tertunda. Insya Allah, di rubrik berita, hal ini akan saya infokan tersendiri.
Saya sangat terkejut atas peristiwa yang baru-baru dialami oleh kami sekeluarga ini. Sebut saja si Gabi, pemilik appartemen yang kami sewa di sini, tiba-tiba tanpa ba-bi-bu datang dan menggeledah appartemen yang kami tempati, tanpa mempedulikan rasa keberatan saya (selama ini jika kita ingin bertamu atau akan bertemu dengan teman-teman, rekan kerja, kolega dll, pastilah harus memiliki “janji waktu untuk pertemuan tsb”, sebagai tanda saling menghormati jadwal masing-masing, maka di hari itu adalah seolah saya menghadapi orang sinting). Tepat beberapa hari lalu di masa kekagetan luar biasa itu, Mama Si Gabi ‘ujug-ujug’ masuk mengatakan hanya mau melihat-lihat balkon, (namun dari balkon, dia leluasa melihat seisi rumah kami, ruang tamu dan kamar tidur, kala itu dihuni tumpukan kardus yang baru saja saya packing).
Karena ada suasana berantakan kardus-kardus tersebut, dia tunjukkan rasa emosinya, Mama Gabi marah-marah dalam bahasa Polish sambil membanting rice-cookerku, dia berteriak-teriak mengatakan bahwa percikan air bekas menanak nasi telah merusakkan dinding appartemen tersebut.
Kepada Gabi, Saya dan suami menjelaskan bahwa suatu hal yang lumrah kalau kardus-kardus menumpuk, sebab memang kami akan pindah dari situ dan sedang beres-beres. Juga, saya katakan pada Gabi, bukankah saya bisa membayar ganti rugi cat dinding (kira-kira diameter percikan air bekas rice-cooker tsb adalah sekitar 10 cm), namun rasanya si mama Gabi tidak perlu berteriak-teriak tanpa juntrungan seperti itu. Entah kenapa, sepertinya penjelasan Gabi kepada mamanya tidak dipahami dengan baik, Mama Gabi termasuk ‘mantan komunis’ yang memang punya latar belakang hidup yang kurang baik di Krakow ini. Sungguh situasi ketika itu adalah sangat konyol, berhadapan dengan orang jahil yang tidak mau dikritik atas kejahilannya. Padahal selama ini, kami selalu berprasangka baik terhadap mereka, terutama pada ketidak-ramahan si mama Gabi. Namun hari itu, dia makin menjadi-jadi, dia yang sudah berusia manula, sambil mengomel (yang saya tak paham maksudnya), lalu menghidupkan sebatang rokok dan mondar-mandir di appartemen kami dengan mengepul-ngepulkan asap rokoknya. Dan itu adalah pelanggaran hukum, tapi dengan cueknya dia tetap bersikap tak sopan. Kesimpulan yang kami tarik atas kronologis di hari itu adalah Gabi dan mamanya ini “tidak rela” kehilangan biaya sewa atas kepindahan kami, dan mereka tak rela pula mengembalikan uang deposit yang kami punya.
Hffffiuh.... lanjutkan bacanya di link-Kisah Eramuslim yang kita cintai yah, teman-teman... (^-^)
Jangan mundur selangkah pun dalam rasa optimis kepada Allah SWT, salam ukhuwah dari old-town Krakow... :-) barokalloh always, my brothers and sisters! amiin ya Robbi...
Subscribe to:
Posts (Atom)