Bismillah walhamdulillah…
Suatu hari seorang teman berbagi cerita bahwa hari itu ia amat lelah, “Dua kali lipat capek, remuk badan rasanya…hati pun menjadi panas…” Ujarnya. Aku mengerti perasaannya, sebab ia bilang bahwa teman di sampingnya dalam perjalanan itu adalah sosok yang tak henti mengeluh. Aku pun pernah mengalami hal itu. Kita harus memperbanyak istighfar agar tidak ketularan imbas keluh kesah tersebut. Meskipun sering kali kita menahan diri dengan berusaha tenang untuk menjadi pendengar yang baik, namun jauh lebih sering keluh kesah itu tak punya tujuan jelas, sehingga kalimat yang sama berulang-ulang mampir di telinga seolah lebih buruk dari pada kaset rusak.
... artikel lanjutannya silakan teman-teman baca di IslamPos-link ini :-)
Dalam keadaan banyak peluh, mengalirnya jutaan keluh berefek membuat energi habis. Hidup ini tak akan berubah kalau kita tak berusaha mengubah sendiri. Itulah janji Allah.Dalam keadaan banyak peluh, mengalirnya jutaan keluh berefek membuat energi habis. Hidup ini tak akan berubah kalau kita tak berusaha mengubah sendiri. Itulah janji Allah.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang ada pada diri mereka “ (QS. Ar Ra’d: 11). Masih panjang jalan terbentang, teramat luas dan banyak pintu-pintu rezeki (halal) curahanNya. Masih banyak potensi dan kreasi diri yang harus kita optimalkan, jangan sampai dikaburkan atau terkubur gara-gara keluh. Kalimat keluhan dapat menumpulkan ide dan semangat.
Berbagi rasa dan dekapan bahu dengan saudara tentu menentramkan jiwa, namun harus waspada, bukan tidak mungkin terbitlah kalimat-kalimat keluh, padahal bisa jadi orang di hadapan kita sedang mengalami keterpurukan dan peristiwa yang lebih dahsyat dari pada kita yang berkeluh. Lebih baik diam berhias istighfar sehingga hati menjadi tentram. Jika kita tidak dapat mengurangi beban saudara, minimal hindari banyak mengeluh karena akan menambah beban baginya.
Apalagi tatkala mengingat kondisi saudara-saudari kita di Suriah, Gaza dan area konflik lainnya saat ini. Marilah kita bercermin diri, tak pantas mengeluh tentang makanan ‘pilih-pilih sesuai mood-lidah’, sedangkan mereka disana belum tentu bisa makan. Tak pantas kita sibuk menginginkan sepatu dan baju baru ‘hanya’ gara-gara mengikuti trend fashion updated. Sedangkan di sana, mereka hanya punya satu baju nan melekat di badan. Bahkan kaki atau tangan telah diamputasi sebagai bukti perjuangan. Faghfirlana… Ampuni kami ya Allah.
Allahummansur Islam wal Muslimin, Allahumma A’izzatal Islam wal Muslimin wa Adzillassyirka wal Musyrikin…aamiin Semoga keluh telah runtuh dari jiwa-jiwa suci yang telah siap menanti ramadhan ini… Hadirkan lisan jelita dengan menularkan kalimat hikmah berisi solusi. Semoga Allah melimpahkan kemudahan bagi kita semua dalam mengoptimalkan aktivitas kebaikan, aamiin…Wallohu’alam bisshowab.
Barokallohu fiikum , Salam Ukhuwah ... ^-^ ❤
Tetap saling do'a yah...^^ Semoga tetap bisa silaturrahim via twitter @bidadari_azzam ^^
Wassalamu'alaykum Wrwb... :-)