❤
Seraya minum teh hangat... Walhamdulillah...
Usai berjumpa dengan sahabatku Yasmin, selalu ada hikmah yang kuperoleh, memang Allah ta’ala telah memberikan bonus-bonus kebahagiaan hati dalam setiap jalinan silaturrahim.
Memang beberapa bulan lalu, Yasmin sempat memberitakan kabar gembira bahwa dirinya ‘tertular hamil’ sepertiku, betapa senang Yasmin dan suaminya, mereka sejak dulu menanti kehamilan kedua tersebut. :-)
Namun karena dia mengalami mual dan muntah yang lumayan parah pada awal kehamilan, maka kami jadi tak bisa sering berjumpa, ditambah cuaca ekstrim saat salju deras turun di musim dingin.
Lalu di penghujung musim dingin, ketika kondisi Yasmin mulai membaik, ia mulai menikmati masa kehamilan tanpa muntah-muntah, maka kami menikmati kembali masa minum teh bersama. Seraya mencicipi kue-kue kecil buatan Yasmin, kudengarkan ia bercerita. Beberapa minggu lalu ia sekeluarga berwisata ke Roma, mengunjungi salah satu masjid terbesar di sana pula.
Alangkah beruntungnya ia sempat berjumpa dengan sesosok muslimah, bernama Sofa. Dan Yasmin kaget saat mengetahui bahwa Sofa berasal dari Krakow, tempat kami tinggal saat ini. Maklumlah, masyarakat Krakow sini sangat religious sebagai pengikut Paus Paulus, setiap 100 meter pasti ada gereja.
Anak-anak sekolah memang tidak ada ujian khusus tentang agama, namun setiap pagi, ada acara berdo’a bersama, ada laporan penilaiannya, dan ada pula kegiatan-kegiatan keagamaannya, kalau soal itu, si sulungku sudah diberikan dispensasi tentunya, sebagai satu-satunya murid muslim di sekolahnya.
Maka mendengar cerita Sofa, sungguh mengharukan, ia menghabiskan masa kecil hingga lulus sekolah di Krakow, ia begitu hafal segala jenis kegiatan keagamaannya, namun ketika duduk di bangku kuliah saat berada di Roma, segalanya bisa berubah.
Subhanalloh! Sejak lebih dari enam tahun lalu, Sofa bagai terlahir kembali, sebelumnya nama aslinya adalah khas nama baptis anak-anak Krakow, lalu saat berhijrah, Sofa mengganti namanya agar jelas bahwa dirinya beridentitas muslimah.
Cerita Sofa, tadinya dia mengagumi seorang mahasiswa, sebutlah Ahmad yang berasal dari sebuah negara di Jazirah Arab. Sofa yang sedang jatuh hati pada Ahmad, mulai lirik-lirik menggoda, namun Ahmad tak memperdulikannya. Padahal Sofa sangat cantik dan populer di kampusnya.
Sofa mulai agresif dan berusaha agar Ahmad mengajaknya kencan, dibantu teman-temannya. Namun Ahmad cuek-cuek saja, hati Sofa kesal. Lalu dengan sangat berani dia menemui Ahmad, dan bertanya, “Apakah saya tidak cantik?” Ahmad menjawab, “Kamu cantik. Maksudmu ada apa bertanya demikian?”
“Kenapa kamu tak peduli pada lirikan saya, kenapa kamu tak mengajak saya kencan?”, Tanya Sofa. Ahmad melongo, “Sebab memang tak ada kencan dalam kamus hidup saya, bukan cuma dengan kamu, dengan wanita lain pun sama saja, saat ini saya jauh-jauh dari tanah air, fokus untuk belajar dan berusaha tetap menjaga pergaulan saya, kalau di negara saya, laki-laki dan perempuan non-mahram ‘jalan bareng’ bisa ditangkap, apalagi berkencan,” panjang penjelasan Ahmad dengan nada datar.
Sofa jadi bingung, bengong, belum pernah dia mendengar hal seperti yang dikatakan Ahmad. “Lantas, kalau kamu memilih pasangan hidup, bagaimana sih, koq gak pake’ kencan?”, tanyanya lagi. Ahmad yang tawadhu itu menjawab simple, “Yah, menikah…”
Pembicaraan yang jadi panjang itu akhirnya berlanjut ke rasa penasaran bagi Sofa. Dengan arahan Ahmad, Sofa diperkenalkan pada seorang sister muslimah yang biasa menjaga perpustakaan masjid.
... Kelanjutannya, sobat-sobat baca saja langsung di link TKP-oase iman Eramuslim yang kita sayangi, yah :-)
Atas segala kasih sayang sobat semua, saya ucapkan syukron jazzakumulloh khoiru jazza, keep optimis dan semoga senantiasa istiqomah di jalanNYA...amiin ❤