Sunday, April 10, 2011

Semua Indah Dalam Rambu-Nya ❤

Assalamu'alaykumwrwb... :-)

Senyumku jadi mengecut, pakaian terusan (gamis) kesayanganku, si coklat berbunga gelap itu malah terus-menerus jadi perhatian orang sekitar. Awal spring identik dengan baju terusan, tapi bukan yang menutup aurat, biasanya yang ‘lagi in’ adalah baju terusan berbunga dengan bahan ketat dan tanpa lengan alias bagian ketiak terlihat, githu lho. :-(

Oke, please, nurani…bisikku, tetaplah husnudzon, anggaplah memang orang-orang kafir sekitar sini kebetulan memang tak pernah melihat muslimah, tak punya uang untuk jalan-jalan sampai bisa mengunjungi Indonesia dan negara bersiram mentari lainnya. Namun bukan itu yang membuatku kesal, hari ini sudah hampir sore dan diriku belum makan siang padahal sedang hamil tujuh bulan, dan ingin bergegas mampir membeli roti di kedai, namun aduuuh, tiba-tiba selangkah sebelum memasuki kedai, ada dua petugas berbaju ‘sok sexy’ (yang perempuan) dan ‘sok macho’ (yang laki-laki) mendekatiku, dengan memandangku curiga mereka bermaksud memeriksa kartu identitasku. Sedih juga, Ya Robbi, rezeki makan siangku dan anak-anak tertunda lama, bisik hatiku lagi.

Beberapa kali suamiku mengingatkan, “Tetap ceria, donk sayang… kan udah lama di luar negeri, udah tau lah kamu banyak hal seperti ini. Kadang-kadang memang nyebelin kalau di kota kecil macam Krakow saat berjumpa petugas imigrasi yang memeriksa, system ngeceknya masih manual, yah mengganggu jadwal waktu aktivitas orang lain, namun kan tetap ada sisi baiknya, mereka meriksanya resmi dan gak pakai cara-cara minta uang rokok kayak di negeri antah berantah, hehehe, apalagi sekarang kan makin banyak petugas yang jadi kenal kamu, bahwa ada seorang muslimah Indonesia dan yang paling sering beredarnya di wilayah old town sini…”, hibur pangeran hatiku tersebut.

Sipitnya mataku memang dengan mudah dikenali, ciri paling berbeda dengan orang lokal sini. Tambah lagi, dua hari lalu aku jatuh terpeleset, lebam-lebam di tubuhku termasuk bagian muka di kelopak mata kananku. Si dua petugas itu terlihat makin curiga, lekat-lekat menatapku, apalagi di lembar-lembar passport dan kartu identitasku memang tak ada foto yang menampakkan rambut dan telinga (seperti aturan kuno biasanya), semua pas foto yang terpasang selalu kelihatan muka doang. Setelah mendengar pembicaraan mereka dengan bahasa Polish tentang kecurigaan kepada umat muslim (yang merupakan saudara-saudariku, yang difitnah sebagai teroris dalam media-media barat), apalagi system kuno mereka dalam mengkonfirmasi kartu identitas harus menanti lebih dari 30 menit—menelepon ke sana-sini, maka keramahan memudar dari wajahku. Sosok kafirin di hadapanku itu adalah contoh nyata kaum yang melakukan diskriminasi, terutama terhadap busana kaum muslimah.

Seraya mengingat-ingat, sister kita di sebuah kota kecil, di Amerika, pernah pula akhirnya memutuskan untuk membuka hijabnya, atas izin suaminya, (astaghfirrulloh…) sebab ada tekanan lahir bathin yang teramat keras dari kaum kafir sekitar mereka, akhirnya setelah ribuan kali berpikir ulang, maka dilepasnyalah identitas kemuslimahannya tersebut. Yah, sebetulnya itulah tujuan kaum islamofobia atau sosok-sosok yang memerangi umat Islam lainnya, sasaran paling mujarab adalah para muslimah berhijab, akan selalu dibuat tidak tenang, tidak nyaman, diremehkan, direndahkan, dibuat sakit hati yang dikaitkan dengan penampilan ‘menutup aurat’ tersebut, agar sikap istiqomah menjadi goyah, agar mau bertekuk lutut di hadapan mereka. Agar mau sama hinanya dengan penampilan mengumbar aurat yang mereka katakan sebagai bentuk rasa percaya diri yang tinggi, ‘explore penampilan’ se-eksotik mungkin. Naudzubillahi minzaliik.


Lanjutannya baca di link Kisah-Eramuslim kita ini yah, sobat-sobat... :-)
Memang hal ini adalah secuil 'curhat colongan' di sela kesibukanku, ;-) banyak sisi lain yang masih bisa dipetik hikmahNYA saat berada di Krakow ini, selama nafas masih berhembus, maka menggali ilmu harus tetap jadi aktivitas kita sehari-hari, insya Allah...
Salam Ukhuwah, tetaplah optimis, sampai jumpa lagi, insya Allah (^-^)

3 comments:

  1. Ya Allah sebegitu beratnya yah cobaan hidup diluar sana... semoga tetep tabah dan yg penting tetep istiqomah...

    Dan tentang kosmetik2 serta trend2 itu... Aku walaupun tdk melakukan, yg aku rasa adalah khawatir yang sangat... Gmana nasib anak perempuanku kelak... Semoga Allah selalu memudahkan kita mendidik anak jd baik ya.. Amin...

    Allah will always be with you, sis.. :-)

    ReplyDelete
  2. SubhanAllah,,

    jika ada ahli ibadah yang berada di puncak gunung tanpa godaan bukanlah suatu yang mengagumkan, namun jika ada ahli ibadah yang dapat berinteraksi dengan baik ditengah kota metropolitan dengan segala hiruk pikuk dan budaya hedonisnya, itu baru mengagumkan..

    keep istiqamah untuk para muslim di manapun..

    salam ukhuwah mba'.. :)

    ReplyDelete